Beberapa waktu lalu ramai diberitakan banyak kasus pelecehan seksual digital. Saking tertekannya banyak gadis yang ingin bunuh diri. Ini dampak negatif dari pemakaian HP secara dini tanpa bimbingan. Belum lagi semakin banyak pelajar yang semakin kecanduan game HP.
Sebenarnya kuncinya mudah menghindarkan hal ini semua. Yakni memberi mereka banyak kegiatan dan mengawasinya. Sayangnya karena kesibukan wali seperti bekerja maka hal ini sulit dilakukan. Maka sebaiknya diserahkan pada orang lain seperti di sekolah berasrama.
Tak perlu khawatir mereka gagap teknologi. Ketrampilan menggunakan HP bisa dipelajari dengan cepat. Yakni saat sudah dewasa dan sudah mampu membuat prioritas kegiatan.
Apalagi sekolah berasrama terbukti lancar-lancar saja menjalankan fungsi pendidikan saat pandemi seperti ini. Tak hanya itu manfaat sekolah di sini, masih banyak yang lain.
Mumpung masih ada waktu. Karena beberapa waktu setelah ini siswa kelas akhir lulus dan mencari sekolah, seperti siswa SD mencari SMP. Maka bisa mempertimbangkan sekolah berasrama dengan melihat 19 alasan sekolah di sini.
Memang ada keberatan wali karena biayanya relatif mahal. Apalagi dibandingkan beberapa daerah yang menggratiskan biaya sekolah di negeri. Tapi percayalah kalau kita berniat mencetak generasi premium yang tangguh, Tuhan akan membantu. Yakni dengan memberi rezeki dari arah yang tak disangka.
Lihat kisah perjuangan ibu tunggal (single parent) yang pedagang ini saat menyekolahkan anaknya di sekolah berasrama. Meski hanya pedagang kecil di pasar, bahkan akhirnya nanti ludes terbakar, putrinya tak sampai putus sekolah di sana.
Ket. foto:
Atas: pelajar putri tampak ceria meski tak pernah pegang HP saat di Pondok Gontor Putri 1.
Bawah: pelajar putra SMAN Taruna Angkasa Madiun melakukan kunjungan ke TNI AU juga betah tak pegang HP sehari-hari.
Terima kasih inspirasi dan motivasinya. Sangat bermanfaat.