Betapa banyak manusia disibukkan dengan urusan dunianya. Begitu sibuknya sampai mereka mengabaikan ibadahnya. Shalat bolong-bolong, membaca Al Qur’an jarang, tidak mau datang ke pengajian dan lainnya. Semua hanya ingin mengejar kekayaan, kekuasaan dan popularitas.

Ada yang mengatakan melakukan transkasi (jual beli dsb) dilarang dilakukan di masjid. Juga takmir yang mengumumkan kehilangan barang di masjid.

Bila waktu bisa diundur ke belakang, Ust Abdul Somad ingin kembali ke zaman SMPnya. Ustadz sejuta umat ini ingin dapat sekolah ke pondok Gontor. Namun karena sulitnya informasi dan tidak ada bantuan informasi dari orang tuanya, maka impian ini tidak terwujud.

Salah satu dari banyak mukjizat para Nabi yang masih bisa kita rasakan kini adalah Al Qur’an. Bila mukjizat lain hanya dirasakan umat saat itu, maka mukjizat dari Nabi Muhammad SAW ini masih kita nikmati sampai sekarang. Salah satu mukjizat Al Qur’an adalah sebagai obat.

Salah satu yang menarik motivasi ke Gontor adalah ingin menjadi guru. Atau ustadz. Sebenarnya tepat karena kurikulum Gontor, KMI, memang bertujuan mencetak guru. Karena itu sejak awal mereka sudah dididik jadi guru. Misal: di kelas 1, berarti setara kelas 1 SMP, sudah diajari berpidato. Lalu ada microteaching yakni belajar mengajar di kelas.

Manusia tidak maksum. Sehingga saat melakukan kesalahan tidak langsung ditegur oleh Allah. Berbeda dengan para Nabi dan Rasul. Mereka maksum, sehingga bila salah bisa langsung ditegur. Seperti kesalahan Nabi Yunus.

Setiap insan berharap ibadahnya menjadi amal shalih yang diperhitungkan oleh Allah kelak di akhirat. Sehingga tidak menjadi manusia rugi. Karena berpikir di dunia banyak amal ternyata di akhirat kosong. Zonk. Hal ini seringkali karena belum sempurnamya amal shalih.

Kadang kita berpikir, kenapa ada shalat Jumat? Toh kadang saat shalat Jumat sering terlambat dan saat khutbah tidur. Demikian juga buat apa puasa Ramadhan? Toh puasa Ramadhan kadang hanya dapat haus dan lapar.

“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan. Lalu pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), “Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan.” QS 38:5-7.