Di tahap apakah itu? Doa apa yang sebenarnya kita panjatkan saat itu? Bagaimana filosofinya? Apa yang harus kita pahami agar tahapan itu menjadikan terapi kebahagiaan bagi kita?

Ada 6 makhluk yang diberi cipratan sifatnya ini. Salah satunya Al Qur’an. “innahu laqur’anun kariim” Artinya, “dan (ini) sesungguhnya Alquran yang sangat mulia,” QS 56:77. Lainnya ada Malaikat Jibril, Nabi Musa.

Saat kita mengalami kesempitan apakah kita bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik? Bila kita dapat kelapangan bisa menjadi buruk? Apa yang perlu kita lakukan? Bagaimana sikap yang harus kita bangun? Dan pertanyaan lainnya.

Apa lagi keajaiban hidup yang bisa dicipta oleh Al Qur’an? Bagaimana caranya? Apa yang menjadi hambatan kita cinta pada Al Qur’an? Bagaimana cara mengatasinya?

Kenapa amal tak membawanya ke surga? Kalau memang seperti itu, mengapa kita harus repot mengumpulkan amal shalih? Bagaimana cara mendapatkan rahmat khusus ini? Adakah doa yang diajarkan Nabi untuk mendapatkan rahmat tersebut?

Kalau manusia dan makhluk lain bersyukur itu wajar, karena hanya sebagai makhluk lemah yang tergantung pada penciptanya. Tapi kenapa Allah juga bersyukur? Bahkan Maha Menyukuri? Mengapa demikian? Apa wujudnya Allah Maha Mensyukuri itu?

Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang, mereka semua mendapatkan jaminan dari Allah. Ketika mereka hidup (di dunia), mereka dijamin rejekinya dan dicukupi. Jika mereka mati, maka Allah akan masukkan ke dalam Surga.”

Maka bagi kita tak hanya perlu menjalankan sholat dengan benar, tapi juga mengetahui rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya. Seperti saat sujud. Di saat ini jarak kita dengan Allah sangat dekat. Maka segala doa yang kita panjatkan saat sujud, akan dikabulkanNya.

Kisah ini meski absurd, tentu kita percaya. Karena itu disampaikan Allah dalam Al Qur’an. Orang kafir sendiri juga percaya dengan kisah ini. Namun saat ada kisah Isra’ Mi’raj, orang kafir tak percaya. Bahkan ada muslim yang juga tak percaya sampai murtad.

Kenapa Allah membuat seseorang kaya dan miskin? Kenapa dia tak beriman tapi kaya? Kenapa saya sudah beriman masih saja miskin? Mana yang lebih kita prioritaskan dalam mencari rezeki? Berusaha atau berdoa? Dan masih banyak pertanyaan lain.