Contact us now
+6289-774455-70

Tafakur Untuk Menggapai Kesuksesan Ke Depan

Waktu saya ke Dieng saya melihat di tembok pendopo tempat saya makan siang, ada foto Pak Harto duduk bersama dengan PM Australia waktu itu, Whitlam. Mereka sedang mendiskusikan masalah Timor Timur. Pertemuan ini terjadi tahun 1974.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Saya heran bagaimana presiden Soeharto mengajak tamunya ke tempat yang cukup terpencil untuk membicarakan masalah penting seperti itu. Saya sendiri saja dari Jogja ke Wonosobo sudah terasa capek.

Jalan berkelok naik turun. Terus masih berlanjut dengan bis kecil sekitar 1 jam mendaki gunung Dieng. Jalannya sempit, berkelok-kelok dan naik turun yang tajam.

Ternyata dari guide, saya dapat informasi kalau tempat ini bukanlah tempat asing bagi presiden Soeharto. Bahkan waktu masih berpangkat letkol, presiden Soeharto bermeditasi di sebuah gua dekat telaga Warna, yang juga saya kunjungi.

Konon menurut guide, dia mendapat wangsit dan keris di sana. Katanya, keris ini tampak dia pegang saat berfoto dengan Panglima Sudirman yang terkenal itu.

Saya jadi teringat dengan konsep meditasi ini.

Betapa banyak tokoh besar sebelum melakukan sebuah peristiwa besar, juga melakukan meditasi. Salah satu tokoh tersebut adalah mahapatih Gajahmada. Konon dia juga melakukan banyak meditasi. Salah satu temat yang pernah saya kunjungi adalah di gua Madakaripura di lereng gunung Tengger.

Kelak dia bersumpah yang sangat terkenal, Sumpah Palapa. Sebuah keinginan kuat darinya untuk menyatukan Nusantara. Kita patut berterima kasih padanya, karena merintis sebuah negara kesatuan Republik Indonesia.

Yang lain, kisahnya sangat terkenal adalah meditasi Nabi Muhammad. Saat berumur 40 tahun, dia semakin rajin bermeditasi salah satunya di gua Hiro. Akhirnya di gua Hiro ini dia mendapat wahyu sebagai sang penyampai. Karena beliaulah, kita banyak mendapat pencerahan. Kita patut bersyukur dan berterima kasih padanya.

Lainnya ada Sang Budha Gautama yang bermeditasi dan akhirnya mendapat pencerahan. Dari dialah akhirnya lahir agama Budha yang menyebar ke seluruh dunia.

Tokoh lain adalah sunan Kalijogo yang bermeditasi di pinggir sungai. Saking tekunnya bermeditasi, badannya sampai dijalari banyak tumbuhan.

Dalam kitab suci, kita sering diminta untuk berpikir. Berpikir tentang segala hal. Bahkan Tuhan meminta kita berpikir dalam segala kesempatan, entah sedang berdiri, duduk atau tidur.

Berpikir tentang hakikat hidup. Untuk apa kita dilahirkan dan bagaimana mewujudkan tujuan kelahiran kita.

Dalam hadits kita juga diminta untuk selalu bangun malam, karena di waktu malam kita dapat berpikir lebih tenang. Malam adalah saat sunyi. Saat banyak aktivitas beristirahat.

Apalagi berpikirnya dilakukan di sebuah tempat terpencil dan sunyi seperti di gua-gua. Maka berpikir dalam bentuk meditasi ini akan lebih tercapai tujuannya.

Saatnya kalau kita ingin sukses untuk rajin bermeditasi. Tidak harus ke gua, tapi cukup di rumah di malam hari. Dengan berpikir ini kita akan bisa lebih fokus mengarahkan hidup kita mencapai tujuan yang kita impikan. [QHRM, 7/1/2014]

~~~
*Mochamad Yusuf dapat ditemui di http://enerlife.id

Leave a Reply