Saat ini ramai diperdebatkan di masyarakat. Apakah saatnya kembali belajar di sekolah atau tetap belajar di rumah. Ini khususnya terjadi pada kota yang sudah mulai membuka sekolah secara terbatas seperti Surabaya.
Oleh: Mochamad Yusuf*
Seperti diberitakan, pemerintah kota Surabaya berencana membuka beberapa sekolah SMP untuk tahap uji coba dimulainya belajar tatap muka. Untuk sekolah negeri, kemungkinan mereka patuh. Untuk sekolah swasta, ada yang menolak.
Sebenarnya riskan, kalau sekolah dengan sistem bertemu di sekolah terus pulang kembali ke rumah. Karena saat di luar sekolah, ada kemungkinan terkena penularan Covid-19.
Namun kalau terus dilanjutkan belajar di rumah, tidak cukup efektif untuk banyak menyerap ilmu. Kondisi keluarga, fasilitas dan lainnya susah untuk full Daring. Dan memang tidak mungkin sama hasilnya belajar dengan bimbingan langsung dan belajar sendiri.
Maka yang terbaik seperti sekarang ini. Libur. Isolasi diri di rumah. Mereka diminta belajar sendiri di rumah. Guru memberi arahan dan materi saja. Ya sekali-kali daring dengan durasi yang tidak lama. Dengan catatan melihat kondisi keluarga siswa secara umum.
Maka kalau memperhatikan hal ini, rasanya beruntung yang sekolah di asrama. Seperti di pondok pesantren. Kuncinya sebelum masuk harus benar-benar sehat. Steril dari virus.
Kalau sudah di dalam, maka sekolah ini harus totally lockdown. Menutup diri dari luar. Termasuk memperlakukan secara ketat paket yang dikirim dari walinya.
Berarti juga tidak boleh ada tamu termasuk wali bahkan pejabat negara sekalipun. Yang di dalam tidak boleh keluar. Kalau seperti ini ya aman. Perumpamaannya seperti suami istri. Meski tidur seranjang, kalau steril ya tidak masalah.
Bagaimana kalau ada yang terlewatkan? Cepat diisolir dan disembuhkan. Setelah itu ya kayak di dalam rumah. Antar anggota keluarga aman. Tidak perlu pakai masker. Bahkan tak masalah untuk berpelukan sekalipun.
Maka bila kondisi masih seperti ini dan belum ditemukan vaksin, lebih baik nanti para siswa sekolah berasrama tetap di sekolah. Tidak diliburkan. Meski sudah waktunya liburan semester. Walinya harap ikhlas.
Lebih baik satu tahun ajaran tetap di sekolah. Dan berharap sudah ada vaksin, dan dibagikan gratis ke seluruh masyarakat, saat nanti liburan kenaikan kelas. Sehingga bisa kembali ke rumah.
Bagaimana kalau belum ditemukan vaksin? Mari berdoa masih ada banyak waktu kalau satu tahun ajaran berjalan. Semoga Allah membantu kita. Aamiiin.
~~~
*Mochamad Yusuf dapat ditemui di http://enerlife.id.
Ya, memang situasi sekarang perlu sikap yang bijaksana.