Seseorang menelpon sebuah radio swasta. Sambil terisak-isak dia ingin ikut pesantren manula yang sedang jadi materi talkshow radio itu. Nenek itu sudah berumur 70 tahun namun hidup sendiri. Dia berpikir lebih baik menyongsong hidup bersama orang-orang seusia sambil belajar agama. Ingin mati husnul khotimah.
Sebenarnya kalau tidak punya anak, siapa yang akan mendoakan kita? Bukankah doa anak yang sholeh yang tidak akan putus amal shalihnya meski sudah meninggal dunia? Simak jawaban yang disampaikan Ustadz Fadhil Taslim, pakar Kristologi, di sini:
Di lain pihak, ada yang ingin punya anak laki. Namun setiap lahir, anaknya berkelamin perempuan. Dan ini sudah anak yang kelima. Semuanya perempuan. Dia ingin masih punya anak laki-laki, tapi istrinya sudah menolak. Sebaliknya ada yang ingin anak perempuan, tapi yang lahir selalu laki-laki.
Bagaimana menyikapi hal ini? Apakah boleh menginginkan anaknya berjenis kelamin tertentu? Simak jawaban yang disampaikan Ustadz Fadhil Taslim, pakar Kristologi, di sini:
Selamat menyongsong akhir pekan. Selamat menyelesaikan segala target di pekan ini. Semoga kita dan keluarga dijaga Allah dari segala wabah dan musibah. Tetap jaga kesehatan ya!
Ihik-ihik. Semoga anak-anak kita menjadi anak sholeh. Yang selalu mendoakan kita. Aamiiin.