Contact us now
+6289-774455-70

Meraih Matahari di Puncak Penanggungan [1]: Mendaki Karena Nama yang Dikenal

Saya meraih matahari di puncak gunung Penanggungan. Sebuah perjalanan pendakian ke gunung Penanggungan, 22-23 Desember 2012.

Saya meraih matahari di puncak gunung Penanggungan. Sebuah perjalanan pendakian ke gunung Penanggungan, 22-23 Desember 2012.

Ajakan ini lama saya pertimbangkan. Bukan karena apa-apa. Tapi apakah saya mendapat izin dari istri dan Ibu untuk mendaki atau tidak. Terlebih sekarang musim penghujan, yang membuat medan menjadi sulit untuk didaki.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Hari Sabtu 22 Desember lalu, saya melakukan pendakian gunung. Tepatnya ke gunung Penanggungan. Sebuah gunung dekat daerah Trawas.

Trawas adalah sebuah daerah yang dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi masyarakat Jawa Timur pada umumnya dan masyarakat Surabaya pada khususnya. Namanya sekarang mulai meredup. Mulai kalah oleh nama Batu. Mungkin Batu saat ini dirasakan lebih dingin dan lebih banyak tempat wisatanya. Tapi secara jarak lebih dekat Trawas daripada Batu.

Acara pendakian ini bermula dari ajakan sobat kental saya, Rusdi Arif. Seorang teman yang sudah saya kenal sejak SMA. Teman karena sama aktif di kegiatan luar sekolah. Namun meski nanti sudah tidak selokasi lagi kampusnya, kita tetap menjalin persahabatan. Bahkan setelah bekerja, menikah dan berkeluarga.

Ajakan ini lama saya pertimbangkan. Bukan karena apa-apa. Tapi apakah saya mendapat izin dari istri dan Ibu untuk mendaki atau tidak. Terlebih sekarang musim penghujan, yang membuat medan menjadi sulit untuk didaki.

Langkah pertama saya ajukan izin dulu ke Ibu. Awalnya Ibu menolak, karena pertimbangan musim penghujan itu. Saya katakan ini pendakian ringan, karena gunungnya tidak tinggi. Lalu saya jelaskan lagi berbagai alasan. Akhirnya Ibu setuju, meski tetap tidak sepenuhnya setuju (bahkan sampai malam sebelum berangkat, Ibu menelpon melarang saya mendaki).

Setelah itu saya mengajukan izin ke istri. Lama saya mencari waktu yang tepat. Saya tidak mau acara pendakian ini gagal karena tidak dapat izin dari istri. Namun di luar dugaan, izin dari istri langsung dikeluarkan. Ini karena saya katakan acara ini merupakan inisiatif dan ajakan dari Rusdi.

Istri memang sudah kenal dengan Rusdi. Saya dan Rusdi sejak awal menikah memang sudah menjalin silaturrahmi antar keluarga. Kadang saya sekeluarga ke rumah Rusdi. Atau sebaliknya. Hubungan ini tambah akrab sejak Zidan disunat oleh Rusdi. Betul, Rusdi seorang dokter dengan spesialis bedah.

Mungkin karena itu, istri memberikan izin. Dia percaya dengan Rusdi. Demikian juga Ibu, ketika saya katakan yang mengajak adalah Rusdi. Entah kalau yang mengajak orang lain. Jadi nama memang berpengaruh terhadap kelangsungan acara. Hehehe.

~~~
Pelajaran pertama:
Kenalkan teman Anda pada orang tua dan istri Anda. Lalu jalin silaturrahmi dengan keluarganya. Hehehe. [Pare, 24/12/2012 petang. Ditulis menggunakan tablet]

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, konsultan tentang online communication, pembicara publik tentang TI, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .

Leave a Reply