Contact us now
+6289-774455-70

Kolang-Kaling [6]: Membuang Bunga Setaman

Itu selamatan untuk kucing yang mati terlindas saat suaminya keluar membawa mobil dari garasi. Sang kucing sedang tertidur persis di bawah ban. Saking nyenyaknya, tidak sadar kalau mobil dinyalakan.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Pada suatu hari saat saya masih anak-anak, seorang tetangga mengirim makanan ke rumah. Makanan khas selamatan menurut adat Jawa. Melihat hal ini kita heran dan bertanya-tanya, selamatan untuk apa. Karena kok tidak ada kabar sebelumnya kalau memang punya hajat.

Ternyata itu adalah selamatan karena ada kucing yang mati terlindas saat suaminya keluar membawa mobil dari garasi. Sang kucing sedang tertidur persis di bawah ban. Mungkin saking nyenyaknya, si kucing tidak sadar kalau mobil dinyalakan dan digerakkan.

Ada kepercayaan memang kalau membunuh kucing bisa membuat sial. Selamatan tetangga dalam rangka mencegah kesialan yang akan terjadi. Tapi saya tak sempat tanya, apakah selamatan itu efektif mencegah adanya kesialan kelak.

Tapi yang jelas tetangga percaya dengan hal seperti ini. Tiap pagi dia akan mengadakan sebuah ritual sederhana yang diakhiri dengan membuang air berisi bunga setaman ke jalan persis depan rumahnya. Bunga setaman ini adalah kumpulan bunga Mawar yang dilepas satu-satu, bunga Melati, bunga Kenanga, irisan daun Pandan dan lainnya. Air bunga setaman ini sudah disimpan di toples semalaman. Toples ini diletakkan di atas tembok pagarnya.

Saya tidak tahu maksud ritual itu. Saya tidak pernah menanyakan hal ini pada tetangga. Mungkin karena masih kecil, saya malu dan takut menanyakannya.

~~~

Ya, rasanya saya waktu kecil sering melihat di tengah perlintasan jalan, misal perempatan jalan, orang membuang bunga setaman ke jalan. Biasanya ada uang recehan logam di dalamnya. Meski sekarang saya masih melihatnya, tapi sudah jauh berkurang daripada waktu saya masih kecil.

Berkurangnya ini mungkin kesadaran agama masyarakat semakin meningkat. Karena melakukan ritaul-ritual di atas bisa dimasukkan dalam kegiatan musyrik. Meski ritual seperti ini tidak akan hilang. Tapi semoga ke depan lebih berkurang lagi. [PR, 8/11/2012]

~~~
Tidak seperti serial tulisan saya lainnya, serial ‘Kolang-Kaling’ ini adalah tulisan saya yang warna-warni. Tidak ada benar merah tema yang diusung. Yang jelas adanya keinginan menulis. Maka tulisan serial ini ada. Hehehe. Anda bisa membaca tulisan saya pada serial-serial yang serius di http://enerlife.web.id

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik tentang IT, host radio, pengajar sekaligus praktisi IT. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .

One Comment - Leave a Comment
  • Leave a Reply