Dulu di tahun 1999 saya sudah belajar Linux. Saat pengantin baru, saya sering sampai berpagi ria hanya ngoprek-ngoprek Linux. Linux bukan seperti sekarang, yang lebih mudah. Juga dukungan hardware ke Linux yang sedikit. Alhasil di minggu pertama saya belajar Linux, selama seminggu penuh saya hanya belajar install Linux.
Install Linuxnya mudah. Cepat. Tapi sebagai pemakai GUI Windows, ingin juga bernuansa ala GUI Windows. mencoba beragam GUI seperti Gnome, KDE, XFCE dan lainnya selalu gagal. Selama seminggu penuh, saya coba berbagai cara dan saran dari internet, tapi semuanya gagal. Putus asa, akhirnya saya beli VGA card. Ternyata masalahnya memang di sini. VGA onboard belum didukung LInux, jadi memang susah untuk membuat GUI. Karena setelah VCA card baru, ya mudah saja install GUI.
Setelah itu semakin intens menggunakan Linux. Berbagai hal saya praktekkan. Sampai membuat server sendiri di kantor untuk website, email, file sharing dan lainnya. Namun beberapa tahun agak mengendur penggunaan Linux saya.
Hari-hari saya mencoba lagi menggunakan Linux. Entah, buat apa… Tapi saya pikir mencoba untuk yang lain saja. Hehehe. Kalau otak tidak digunakan berpikir alias diberi tantangan, takut otak ini menjadi karatan. Tapi masalahnya faktor usia. Sudah agak malas buat belajar… Hehehe.
Jadi ingin dual OS lagi di laptop saya. Dan mungkin Linux sebagai OS default atau utama.
Linux adalah alternatif OS bila tidak mau pakai bajakan