Beberapa waktu terakhir kita dihebohkan oleh kasus akbar di negeri ini. Pembunuhan polisi oleh polisi. Tak tanggung-tanggung pembunuhnya Jendral bintang 2. Kisahnya dipenuhi intrik, misteri, bumbu cinta layaknya film Box Office.
Pembunuhan itu adalah perbuatan dosa besar. Hukumannya hanya satu. Masuk neraka. Termasuk itu pembunuhan dengan korbannya dia sendiri. Bukan orang lain. Alias bunuh diri. Tetap masuk neraka.
Ini sebenarnya pembunuhan yang kesekian dari jutaan mungkin milyaran kasus pembunuhan. Siapa yang paling bertanggung jawab hal ini? Tentu saja pembunuhnya. Tapi ada seseorang di dunia ini bila ada pembunuhan, dosa pembunuh juga ditanggung.
Lho kok? Bukankah yang berdosa adalah pelakunya? Bukankah tak ada dosa waris?
Bagaimana kalau seseorang memberikan contoh yang baik, terus diikuti yang lain? Maka selain pelakunya dapat pahala, maka yang memberi contoh juga dapat pahala. Maka demikian juga memberi contoh yang buruk. Maka yang memberi contoh buruk ini juga akan dapat dosanya.
“Barangsiapa mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang baik, maka ia akan mendapatkan pahalanya, dan pahala orang yang melakukannya setelahnya, tanpa berkurang sesuatu apapun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang buruk, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah dia, tanpa berkurang sesuatu pun dari dosa-dosa mereka.” (HR Muslim).
Lalu siapa yang bertanggung jawab adanya pembunuhan di kehidupan manusia? Mengapa bisa demikian? Apa yang menyebabkan mereka melakukan pembunuhan? Kenapa hal ini termasuk peristiwa akbar?
Mari kita simak kajian yang diutarakan dengan apik oleh Ustadz Prof Dr KH ROEM ROWI MA, guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya lulusan Gontor yang sempat mengenyam pendidikan lanjutan di Al Azhar dan Madinah.
Beliau juga juri MTQ internasional, pengurus MUI pusat, imam besar Masjid Agung Al Akbar Surabaya dan pengasuh Pondok Modern Al Firdaus Pacet Mojokerto. Sebuah kajian dengan berdalil Al Qur’an yang sangat berisi dan diselingi humor serta sentilan sosial politik aktual di sini.