Ternyata meleset rencana menyelesaikan (mengkhatamkan) Al Qur’an beserta terjemahannya sebanyak 2 kali di bulan Ramadhan ini. Malam ini, malam ke-27, ternyata baru khatam sekali.
Mungkin yang bikin terlambat karena harus baca terjemahannya. Apalagi saat membaca sebuah ayat, terus mengexplore ayat-ayat sebelumnya yang sudah dibaca.
Tambah lama. Tapi jadi asyik. Karena seakan bisa membentuk kepingan puzzle petunjuk yang berserakan di Qur’an untuk keperluan kita tertentu.
Ada godaan untuk khatam hanya dengan membaca Al Qur’an tanpa terjemahannya. Karena bisa lebih cepat.
Tapi tanpa membaca terjemahan, maka fungsi Al Qur’an sebagai petunjuk, pemberi kabar peringatan, obat dll tak dirasakan. Memang harusnya bisa lanjut lagi dengan membaca tafsir. Sementara belum bisa, karena belum punya.
Apapun meski sekali khatam disyukuri dengan makan martabak. Inginnya tahu campur. Tapi sudah habis. Dan martabak Holland pun juga sudah habis.
Tak apa. Tetap disyukuri dengan apa yang ada. Hehehe. Alhamdulillah.
Supaya lebih banyak khatam maka harus lebih disiplin.