Manusia tak luput dari salah. Baik dilakukan secara sadar dan tak sengaja. Maka Allah memerintahkan kita untuk saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. Kalau tidak maka kita termasuk orang yang merugi.
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” QS 103:1-3
Maka begitu pentingnya nasihat itu, sampai Rasulullah bersabda agama itu nasihat. Bila tak mau dinasihati pada dasarnya dia sebenarnya tak mau beragama.
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” [HR. Muslim, no. 55]
Maka sungguh beruntung kalau masih ada orang yang mau menasihati kita. Karena kalau mereka membiarkan kita, kita bisa masuk jurang kebinasaan. Sehingga bagi kita yang penting apa yang dinasihati itu. Jangan lihat siapa yang memberi nasihat.
Kalau manusia memang perlu dinasihati, kenapa Allah juga diberi nasihat? Kenapa juga kitabNya, rasulNya? Pemimpin mana yang harus diberi nasihat? Bagaimana cara memberi nasihat? Apa yang harus dinasihati? Apa sumber nasihatnya?
Mari kita simak uraian yang disampaikan dengan menarik dan segar oleh Ustadz AHMAD JUFRI UBAID, dai dari Sidoarjo & pengurus Muhammadiyah Jawa Timur. Beliau juga qori yang bacaan Al Qur’annya sungguh merdu.