Kenangan Shalat di Sebuah Tempat
Dengan senter kita mendaki gunung. Karena gelap tapi utamanya faktor usia, saya sampai jatuh bangun dan beberapa kali berhenti untuk istirahat. Namun saat di puncak, entah pukul berapa, saya shalat. Rasanya aneh saat shalat di puncak gunung.
Bagaimana Hidup Mereka?
Kok mereka seperti tidak bekerja ya? Padahal kita sepertinya dikejar-kejar dengan pekerjaan. Waktu kita seakan habis untuk bekerja (termasuk perjalanannya). Tapi mereka kok bisa demikian?
Rezeki Ini Sering Tak Dianggap Rezeki oleh Manusia
Jadi waktunya bukan melulu bekerja. Sisa waktu yang ada pun hanya untuk istirahat, agar besok bisa bekerja lagi. Terus begitu sampai pensiun. Ternyata setelah pensiun, sakit. Tak bisa kemana-mana. Bahkan hidupnya bertahun-tahun setelah itu hanya di atas ranjang. Menunggu kematian.
CCTV Dunia vs CCTV Akhirat
Di abad ke-21 teknologi CCTV sudah seperti ini, kelak mungkin bisa lebih canggih lagi. Bahkan mungkin tanpa terlihat kameranya.
Enaknya Kantor Dekat Pasar
Enaknya tinggal dekat pasar begini. Biasanya kalau sumpek atau stuck di kantor, saya jalan kaki ke pasar. Beli jajan atau camilan. Fresh lagi. Hehehe.
Dunia Serasa Nge-kost
Lalu mengapa kita merasa tinggal di dunia serasa tinggal selamanya di sini? Padahal kita hidup di dunia hanya nge-kost. Harusnya kita mempersiapkan bekal dan segala sesuatu nanti yang diperlukan saat sampai di tujuan.
Tak Sekedar Ingin, Tapi..
Maka berkeinginanlah sesuatu yang baik. Dan mulailah mewujudkannya semampu mungkin. Insya Allah itu sudah dinilai. Tak perlu berpikir ini tak mungkin. Biarlah Allah yang menentukan.
Buat Apa Belajar Calculus Ya?
Kenapa tidak belajar ilmu yang diperlukan untuk hidup? Seperti bagaimana bisa jujur, tangguh, selalu berusaha terbaik, disiplin dan lainnya.
Waktu Tersia-sia
Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yang murni yang selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itulah yang bisa memberiku kekuatan dan terang.