Saat lulus SMA saya diterima di Komunikasi Unair. Sebuah pilihan yang tidak saya inginkan. Maka saya tidak tahu nanti harus kemana, meski saya pilih komunikasi karena selain sebagai pilihan terakhir, juga karena waktu SMA saya prestasi di dunia jurnalistik. Tapi saya tidak ingin jadi wartawan.
Maka saat bertemu dengan Pak Yan Yan Cahyana, saya mendapat gambaran baru tentang sebuah masa depan. Yakni komunikasi pemasaran. Dialah yang mengampu mata kuliah terkait hal tersebut.
Karenanya saya seperti mendapat semangat baru. Bahkan nantinya bercita-cita ingin kerja sebagai insan periklanan di stasiun TV (dan kelak tercapai). Dan sampai sekarang masih berkecimpung di dunia komunikasi pemasaran.
Lalu menjadi akrab setelah beliau tahu saya satu organisasi dengannya waktu kuliah. HMI. Maka ketika tahu saya hanyalah mahasiswa miskin, beliau banyak membantu saya. Seperti memberi banyak informasi beasiswa secara pribadi, yang surat pemberitahuannya langsung diberikan ke saya.
Sampai lulus pun masih berhubungan. Bahkan pernah memberikan surat permohonan sebuah PTN saat mendirikan prodi komunikasi yang butuh S2 komunikasi. Saya sendiri seringkali berkunjung ke rumahnya. Baik di rumah yang lama, maupun yang baru (tidak jauh dari yang lama). Apalagi rumah beliau tidak jauh dengan rumah saya.
Kadang bareng ke BSK (acara opspek mahasiswa baru Komunikasi Unair), dimana saya titip kendaraan saya di rumahnya. Saat beliau ingin membuat bisnis sendiri, pelatihan motivasi: Reborn, saya bantu membuatkan logonya.
Saya selalu bersemangat mengikuti kuliahnya. Maka kuliahnya saya selalu mendapat nilai A. Meski begitu, dia tetap tegas dan disiplin kalau saya melanggar aturannya. Misal: saya terlambat menyetor tugas UAS. Maka tugas saya diberi tanda terlambat. Juga saat saya ikut kegiatan militer Latsitarda bersama para Taruna AKABRI di Lampung, saya dimarahi karena meninggalkan kuliah hampir 1,5 bulan. Padahal beliau sering mendorong saya untuk aktif di luar.
Terima kasih Pak Yan atas segala hal yang dilakukan untuk saya. Terima kasih ilmunya. Terima kasih bantuannya. Saya bersaksi bahwa Bapak memang orang yang baik. Semoga saya dapat meneladani sebagai dosen yang baik. Gajah mati tinggalkan gading, dosen mati tinggalkan ilmu.
Selamat jalan Pak Yan Yan Cahyana, dosen favoritku, yang meninggal dunia pada 19 April 2020.
Semoga husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.