Contact us now
+6289-774455-70

Rahasia Rejeki (6): Burung Saja Terjamin Kecukupan Makanannya

“Lihat burung-burung yang keluar dari sarangnya. Mereka selalu pulang dengan perut yang kenyang. Binatang saja dicukupi rejekinya olehNya, apalagi kita manusia?” jawabnya dengan gamblang.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Pagi itu saya masih tertidur. Hari minggu memang hari malas-malasan. Setelah shalat subuh tadi, saya tidur lagi. Setelah cukup tertidur, saya mendengar lamat-lamat seperti perbincangan antara ibu mertua dan istri. Mereka seperti membahas sesuatu cukup serius di kamar tamu.

“Daripada begitu, lebih baik jualan saja. Beli lombok beberapa kilo. Dan ditunggui. Rejeki pasti datang,” terdengar suara ibu mertua. “Tapi dia nggak bisa jualan,” jawab istri. “Selama ilmu bukan gaib, semuanya bisa dipelajari,” tukas ibu mertua.

Sesaat senyap. Lalu terdengar istri berkata, “Baik kalo begitu nanti saya telponnya.”

Saya bangun dari tidur dan berjalan ke kamar tamu. Mungkin karena kehadiran saya, perbincangan ini terhenti. Bahkan ibu mertua lalu berdiri dan melangkah ke dapur.

“Ada apa?” tanya saya. “Nggak, nggak serius kok,” jawab istri. “Hanya tiba-tiba keponakan, dia menyebut nama, nggak mau melanjutkan sekolah. Tapi dia juga mulai putus asa mencari kerja. Jadi di rumah luntang-lantung.”

“Dan Ibu menyarankan untuk jualan saja. Daripada nganggur tetap lebih baik jualan. Pasti ada yang beli, sedikit banyak. Sambil jalan bisa belajar bagaimana jualan yang laris. Awalnya bisa ngenger, ikut membantu ibu dulu,” istri menjelaskan panjang lebar.

Memang ibu mertua adalah pedagang ulet. Sejak dulu ibu mertua berjualan di pasar di desa. Barang dagangannya bisa macam-macam, tergantung musimnya. Tapi yang terutama adalah bawang merah.

Meski saya tak melihatnya sebagai pedagang yang sukses, namun dari hasil jualannya ini ibu mertua bisa membantu suami menghidupi keluarga. Bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang diinginkan. Mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan.

Saya sendiri pernah melihat stannya tak cukup luas. Tempatnya tak terlalu strategis. Barang dagangannya tak begitu banyak dan lengkap. Bahkan dibandingkan pedagang kanan kirinya, mereka lebih laris.

Namun hal itu tak menyurutkan untuk mencari rejeki. Jadi saya salut dengan semangatnya membantu suami dengan berjualan.

Ketika saya pernah menanyakan hal ini padanya, dia berkata, “Yang penting ikhtiar. Kalau sudah ikhtiar, masalah rejeki kita serahkan padaNya. Selama kita masih dalam relnya, Insya Allah kita akan dicukupi rejekinya olehNya.”

“Lihat burung-burung yang keluar dari sarangnya. Mereka selalu pulang dengan perut yang kenyang. Binatang saja dicukupi rejekinya olehNya, apalagi kita manusia?” jawabnya dengan gamblang.

Karena ingat jawaban ini, maka saya bisa memaklumi kalau ibu mertua menyarankan cucunya berjualan saja, kalau memang sekolah tidak mau, bekerja juga tidak mau. Untuk rejeki biarlah Tuhan yang akan menentukan, selama kita sudah bersungguh-sungguh berusaha.

Pagi itu saya mendapat sebuah rahasia rejeki lagi. Sebuah rahasia yang diungkap dari seorang pedagang kecil di desa. [TSA, 17/10/2010 subuh]

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI di SAM Design. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya atau di Facebooknya.

2 Comments - Leave a Comment
  • Leave a Reply to Mochamad YusufCancel reply