Contact us now
+6289-774455-70

Pohon sebagai Warisan Generasi Mendatang

Suatu saat, entah itu masih di SMA atau kuliah, saya diminta Ayah ke kampung kelahirannya. Di Gumukmas, Jember. Ini memang tak seperti biasanya, karena kalau ke sana biasanya bareng dengan Ayah.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Dan seingat saya itu pertama kalinya saya ke sana sendirian. Saya mungkin mau melakukan itu karena terkait dengan keperluan saya. Ya terkait kebutuhan sekolah saya. Saya lupa persisnya untuk apa.

Yang jelas Ayah tak punya uang, namun Ayah bilang ke Jember saja ambil uang di sana. Dulu tak biasa pakai transfer antar bank. Ternyata Ayah menjual warisan pohon kelapanya ke saudaranya yang tinggal di sana.

Pohon kelapa itu ditanam kakek. Dan tentunya sudah berbuah. Rutin dan banyak. Ya, lumayan bisa jadi penghasilan. Jadi tentu saja saudara mau membeli kelapa itu karena bisa melanjutkan dapat penghasilan.

Saya yakin kakek banyak menanam pohon. Dan pohon kelapanya Ayah itu hanya salah satunya.

Saat kakek menanam kelapa itu jelas tahu bahwa kelapa bisa panjang umurnya. Sampai tinggi sekali. Puluhan meter. Dan yang dia tanam akan bisa dinikmati anak cucunya.

Betul. Salah satunya saya. Ya saya kembali ke Surabaya membawa uang Rp 75.000. Cukup besar, karena untuk perbandingan SPP Unair saya satu semesternya Rp 120.000.

Itu yang mungkin dipahami oleh Ayah. Maka Ayah banyak menanam pohon. Di rumah saya ada. Ayah juga menanam pohon mangga di pinggir sungai Kali Sumo di Bratang. Padahal rumah kita jauh. Dan itu jalan besar. Jalan umum. Tapi Ayah mungkin tahu yang memetik hasilnya bisa siapa saja kelak.

Saya juga ingin demikian. Maka di belakang rumah saya tanami berbagai pohon. Sekarang belum berbuah, saya yakin nanti pada waktunya akan berbuah.

Bagaimana menurut Anda? (TSA, 12/9/2021)

~~~
*Mochamad Yusuf dapat ditemui di http://www.enerlife.id

One Comment - Leave a Comment
  • Leave a Reply