Waktu itu penting. Sangat penting. Waktu itu seperti modal yang diberikan pada tiap manusia. Dan hasilnya baru terlihat saat nanti di akhirat.
Oleh: Mochamad Yusuf*
Saya ingat cerita adik saya yang guru SD. Dalam salah satu pelajaran dia mau mengajarkan tentang nilai uang.
Maka para murid diajak ke pasar. Mereka masing-masing diberi uang yang sama. Lalu disuruh belanja. Terserah. Apa saja.
Lalu pada waktu yang sudah ditentukan, mereka berkumpul. Ada yang banyak barang. Ada yang sedikit. Bahkan cuma 1. Ada yang langsung bisa dimanfaatkan, ada yang harus diolah dulu.
Demikian juga waktu. Waktu seperti uang yang diberikan ke para siswa itu. Nilainya sama. Semua orang diberi waktu 24 jam. Sama.
Tapi meskipun modalnya sama, hasilnya bisa berbeda-beda. Ada yang banyak karyanya, seperti KH Buya Hamka. Dia seorang ulama, guru, pengurus MUI, masih menulis tafsir, buku bahkan novel. Kok bisa ya?
Maka disini pentingnya kita menguasai manajemen waktu. Salah satunya adalah menguasai prioritas. Mana yang harus diprioritaskan dan mana yang tidak. Salah satu hal yang bisa digeser prioritasnya adalah tidak melakukan hal yang tidak bermanfaat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا لْعَصْرِ ۙ
“Demi masa.”
(QS. Al-‘Asr 103: Ayat 1)
اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ ۙ
“Sungguh, manusia berada dalam kerugian,”
(QS. Al-‘Asr 103: Ayat 2)
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
(QS. Al-‘Asr 103: Ayat 3)
Yuuk manfaatkan waktu secara optimal agar mendapat hasil maksimal!
~~~
*Mochamad Yusuf dapat ditemui di yusuf@enerlife.id.
Waktu bagaikan pedang. Bila tidak bisa dikendalikan, akan melukai kita sendiri.