Saya baru ngeh tentang hal ini karena saat mau take off, gelap karena lampu dipadamkan, tiba-tiba kok ada bau wangi. Saya toleh ke kanan, ternyata sudah duduk seorang pramugari.
Kemarin saat ke Jakarta, ada 2 peristiwa unik saat naik pesawat terbang. Pertama, untuk pertama kalinya saat terbang di ketinggian, saya lihat pesawat lain beriringan. Pesawat terbang berdekatan, sehingga seperti berlomba.
Sudah berapa kali saya naik pesawat, dan seringkali dekat jendela, namun saya tidak pernah melihat pesawat lain saat terbang tinggi. Kalau masih atau dekat bandara sih, ya sering yakni saat melihat pesawat lain mau take-off atau landing.
Seringkali saya berpikir, meski terbang di ketinggian yang luas, pastinya pesawat juga punya jalur. Punya jalan seperti kendaraan di darat. Pastinya pernah bersalipan atau beriringan. Apalagi sekarang pesawat terbang begitu banyak dari berbagai ragam penerbangan.
Namun saya tidak pernah menyaksikannya. Mungkin saya ketiduran, atau saat ada pesawat lain dekat pesawat saya, mungkin saya tidak lihat keluar.
Namun kemarin saat ke Jakarta, mungkin di atas kota Kudus atau sudah masuk angkasa Jawa Tengah, saya saksikan beriringan sebuah pesawat Garuda Indonesia. Cukup dekat sehingga saya masih bisa melihat cat pesawatnya yang menandakan ciri dari airline Garuda Indonesia.
Namun pesawatnya lebih besar. Dan rutenya agak serong ke utara. Mungkin mengarah ke Sumatra, Batam atau Singapura. Tapi yang jelas lajunya lebih kencang, sehingga lambat laun menghilang dari jendela saya.
Pengalaman kedua, saat saya pulang saya minta pada petugas boarding untuk duduk di dekat jendela sisi kanan. Namun alangkah terkejutnya saya. Ternyata betul posisi saya dekat jendela, namun tidak persis di samping jendela.
Di samping saya ada ruang kosong. Ruang kosong ini untuk sebuah kursi, tapi duduknya ke belakang. Betul, kursi ini persis di depan pintu darurat. Saya lihat hanya di sisi kanan saja. Di sisi kiri depan pintu darurat, tidak ada kursi seperti ini.
Kursi itu ternyata kursi darurat. Kalau tidak dipakai, bisa dilipat ke atas. Betul, kursi ini untuk pramugrari saat tidak bertugas. Yakni saat mau take-off atau landing.
Saya baru ngeh tentang hal ini karena saat mau take off, gelap karena lampu dipadamkan, tiba-tiba kok ada bau wangi. Saya toleh ke kanan, ternyata sudah duduk seorang pramugari.
Ya, nasib. Sebenarnya dalam hati tadi sudah mau protes ke petugasnya, katanya mau dekat jendela tapi kenyataannya tidak, jadi disyukuri. Karena enak begini, bisa dekat dengan pramugari. Apalagi ternyata pramugarinya ramah, mau diajak ngobrol. Sayangnya ngobrolnya hanya saat take-off dan landing saja. Tapi meski pendek ngobrolnya, saya sedikit tahu kehidupan kerja pramugari. Hehehe.
Pengalaman yang unik, bukan? Anda juga punya pengalaman unik lainnya? Share di sini dong… Terima kasih. [SDSM, 20/8/2014]
~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, konsultan tentang ‘online communication’, pembicara publik tentang IT, host radio, pengajar sekaligus praktisi IT. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://myusuf.or.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf.