Contact us now
+6289-774455-70

Kubah [2]: Mungkinkah Keajaiban di Zaman Modern?

(ref: wikipedia.org)

(ref: wikipedia.org)

Mungkin keajaiban-keajaiban di zaman modern ini masih ada. Tapi sudah tidak spektakuler di zaman nabi dan rasul. Masih membuat kekaguman, tapi masih bisa masuk nalar. Seperti cerita yang baru saya baca kemarin.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Seorang anak kecil kesepian. Tidak memiliki teman. Anak-sanak seumuran dia menolak bermain dengan dia. Yang dia punya hanyalah sebuah boneka Teddy Bear pemberian hadiah Natal orang tuanya.

Begitu kesepiannya, dia berdoa ke Tuhan berharap keajaiban agar bonekanya bisa hidup. Sehingga pada suatu pagi, doanya terkabul. Bonekanya hidup dan menjadi satu-satunya teman.

Tentu saja ini merupakan kejaiban. Bagaimana benda yang terbuat dari kapas bisa hidup, bahkan makan-minum, ngerokok bahkan nge-drug dan nge-sex. Sehingga tentu saja banyak diliput media massa.

Ini memang kejaiban yang diciptakan oleh Hollywood dalam film “TED”. Sebuah narasi pengantar di awal film ini sangat menggelitik saya, “Masih adakah keajaiban di zaman modern ini?” Betul sekali pertanyaannya. Dan tentu saja kalau boneka itu hidup, itu adalah keajaiban di zaman modern.

Memang kalau kita baca Al Qur’an dan Hadits akan kita dapatkan banyak cerita tentang keajaiban-keajaiban yang terjadi. Meski kelihatan seperti tidak masuk akal tapi karena diceritakan di kitab suci, kita harus mempercayainya.

Misal: Nabi Musa yang bisa membelah laut Merah. Sehingga dia dan umatnya bisa menyeberang dari Mesir menuju Israel. Atau saat dia melemparkan tongkatnya menjadi ular. Ada pula Nabi Isa yang bisa menghidupkan orang mati. Bahkan saat masih bayi dia sudah bisa berkata-kata. Lalu ada Nabi Muhammad SAW yang bisa membelah bulan menjadi 2. Dan masih banyak yang lain.

Namun sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, kita tidak banyak mendapat cerita-cerita tentang kejaiaban ini. Ada. Masih ada. Tapi beberapa kebenarannya tidak valid. Betulkah? Apakah bukan legenda, dongeng atau katanya-katanya?

Seperti cerita insyafnya Sunan Kalijogo. Dia waktu muda nakal. Suka mencuri dan merampok. Meski begitu, hartanya tidak dimakannya tapi dibagi-bagikan ke orang miskin. Suatu ketika dia menghadang seorang tua di sebuah hutan dekat Tuban. Dia tertarik dengan tongkatnya yang terbuat dari emas.

Namun ketika diutarakan niatnya, orang tua bilang mengapa harus merenut tongkatnya. Kenapa tidak diambil buah jambe yang terbuat dari emas itu, katanya sambil menunjuk sebuah pohon jambe. Namun saat dipanjat, pohon itu kembali jadi buah jambe kembali.

Marah merasa dipermainkan dia kejar orang tua itu. Namun saat mau memberi pelajaran pada orang tua itu, selalu orang tua ini membuat keajaiban-keajaiban. Dan berulang-ulang. Akhirnya dia tertarik dengan orang tua ini. Terjadilah sebuah dialog. Dan akhirnya dia menjadi insyaf. Kelak kita tahu orang tua ini adalah Sunan Bonang.

Cerita ini sudah sering kita dengar. Tapi entahlah bagaimana kebenaran ceritanya. Apakah keajaiban yang diciptakan oleh Sunan Bonang itu terjadi? Atau cerita lain, dimana seekor cacing diciptakan menjadi cacing yang kelak kita tahu bernama Syaikh Siti Jenar.

Mungkin keajaiban-keajaiban itu di zaman modern ini masih ada. Tapi sudah tidak spektakuler di zaman nabi dan rasul. Masih membuat kekaguman, tapi masih bisa masuk nalar. Seperti cerita yang baru saya baca kemarin.

Cerita ini terjadi di zaman kemerdekan. Karena kemerdekaan Republik Indonesia belum diakui oleh Belanda, maka Belanda bermaksud menghancurkan negara yang baru lahir ini. Pemimpin-pemimpinnya ditangkap dan angkatan bersenjatanya mau dihancurkan. Karenanya panglima tertinggi kekuatan militer pada waktu itu, Sudirman, mengungsi.

Mulailah dia berpindah-pindah tempat, karena dia selalu dikejar-kejar Belanda untuk dikalahkan. Pernah pada suatu tempat karena kecapekan, mereka beristirahat. Namun panglima Sudirman memaksa untuk cepat-cepat bergerak pindah. Dan benar tidak lama setelah itu, Belanda datang ke tempat yang barusan mereka istirahat.

Suatu waktu saat di Pacitan, rombongan panglima Sudirman tidak hanya kecapekan tapi juga kelaparan. Bekal makanan sudah habis. Dan mereka tidak mau masuk ke perkampungan untuk minta makanan. Takut ada mata-mata Belanda yang akan memberitahukan posisinya sehingga akan dihancurkan oleh Belanda.

Akhirnya rombongan ini berhenti di suatu tempat di pinggiran kampung. Mereka beristirahat sambil memikirkan rencana ke depan. Sebenarnya di kampung ini, istri pak Lurahnya sakit keras. Sudah diobatkan ke berbagai dukun, tidak juga kunjung sembuh. Pak Lurah mendengar ada orang sakti yang sedang mengembara, yang sebenarnya panglima Sudirman yang lagi mengungsi.

Akhirnya pak Lurah menyuruh seseorang untuk minta bantuan ke panglima Sudirman. Saat bertemu dengan panglima Sudirman, suruhan pak Lurah menceritakan maksud kedatangannya. Oleh pak Sudirman diambilkan sekendi air. Setelah didoakan, air kendi ini diberikan kepada suruhan untuk diminumkan ke istri pak Lurah.

Setiba di rumah air kendi itu diserahkan ke pak Lurah yang akhirnya diminumkan ke istrinya. Setelah minum, ajaibnya istri pak Lurah itu membaik dan lalu sembuh. Pak Lurah sungguh gembira, dan meminta rombongan pengembara mampir ke rumahnya.

Akhirnya setelah sampai di rumah pak Lurah, panglima Sudirman baru mengenalkkan siapa dirinya. Dari keajaiban ini rombongan panglima Sudirman dijamu berbagai makanan. Itu pun setelah berangkat mengungsi lagi, mereka amsih dibekali.

Cerita ini bisa dikatakan hampir valid. Karena banyak saksi mata dan yang bercerita adalah panglima Sudirman kepada istrinya yang nantinya diceritakan ke anaknya. Anaknya ini yang nanti bercerita ke majalah Tempo. Ya, akhirnya saya baca cerita ini di Tempo Online-nya.

Ini tetap sebuah keajaiban, meski bukan luar biasa. Keajaiban-keajaiban se-level ini, saya yakin masih ada. Keajaiban ini akan tetap terjadi selama masih ada orang yeng beriman dan bertakwa, yang begitu dekatnya dengan Tuhannnya Allah SWT. Sehingga doanya hampir selalu dikabulkan.

Kita, sebagai pengikut dari para Nabi dan Rasul, masih dan mungkin menciptakan keajaiban-keajaiban. Asal kita bisa mendekatkan diri pada Allah SWT. Yakni dengan cara selalu menjalankan apa yang diperintahkan, dan menjauhi apa yang dilarangnya. [PR, 13/11/2012]

~~~
Kubah adalah Kuliah Bekal Hidup. Tulisan di serial Kubah ini mencoba mencari hikmah dari semua kejadian yang terjadi di alam. Semoga dengan hikmah ini kita dapat hidup bahagia di dunia dan mulia di akhirat. Artikel lain bisa Anda baca di serial ‘Kuliah Bekal Hidup, http://www.enerlife.web.id/category/kubah/’ lainnya.

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, konsultan tentang online communication, pembicara publik tentang TI, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .

One Comment - Leave a Comment

Leave a Reply