Contact us now
+6289-774455-70

Kolang-Kaling [10]: Apa Manfaat Berfacebook?

sumber: wikipedia.org

Karena itu saya tidak percaya dengan daya ingat untuk masalah masa berjalannya waktu. Misal: saat lampu di ruang tamu putus, istri komentar, “Rasanya baru beli ya, kok sudah rusak?” Saya diam saja. Takut salah berkomentar.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Secara tak sengaja saya bertemu dengan seorang teman lama di sebuah tempat. Lalu dia menanyakan kabar saya. Saya jawab Alhamdulillah sehat. Dan saya balik bertanya kabarnya. Memang khas basa-basi.

Tapi dia tiba-tiba teringat sesuatu, “Lho, bukankah kamu dulu pernah sakit GBS ya?” Ya, saya memang pernah sakit GBS. Sebuah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan pada seseorang.

“Betul,” jawab saya.

“Itu rasanya barusan ya. Ehmm, sekitar 2-3 tahun lalu ya?” katanya.

“Hahaha… Gundulmu,” jawab saya guyon khas Surabaya, “Itu sudah 5 tahun lalu.”

“Lho masak?”

“Ya, bukan kamu yang sakit sih. Jadi nggak terasa. Yang sakit ini, pasti ingat terus.”

“Hahahaha.”

Betul. Daya ingat manusia kadang mengalami distorsi. Kalau dia merasa senang, waktu terasa pendek. Demikian juga terjadinya. Seperti barusan saja. Sebaliknya kalau tidak suka, waktu terasa lambat. Dan dia tidak mau mengingatnya. Sehingga bisa terasa lama sekali kejadiannya.

Karena itu saya tidak percaya dengan daya ingat untuk masalah masa berjalannya waktu. Misal: saat lampu di ruang tamu putus, istri komentar, “Rasanya baru beli ya, kok sudah rusak?” Saya diam saja. Takut salah berkomentar. Karena bisa benar sebentar, tapi juga memang waktunya ganti karena sudah lama.

Jadinya saya membiasakan menempelkan stiker dengan tanggal pembelian di sebuah barang yang saya beli. Ini saya lakukan khususnya pada barang elektronik yang mahal. Dengan begitu saya bisa menghitung dengan benar masanya, apakah memang sebentar atau sudah lama.

Tapi tidak semua bisa saya tempeli dengan sticker. Cara lain adalah saya mencatatnya di buku notes saya. Namun ini seringkali tidak praktis. Jadinya saya tidak konsisten mencatat. Kadang mencatat, kadang tidak.

Sehingga saya terus berpikir apa yang bisa praktis untuk mencatat semua peristiwa penting? Ya, katakanlah seperti buku harian waktu kita masih sekolah dulu.

Dulu waktu sekolah, kita sering mencatat apa yang terjadi hari itu di buku harian. Dan di kala senggang kita membaca buku harian untuk mengingat berbagai peristiwa yang lalu. Tetapi sejalan dengan usia kita, kita meninggalkan kebiasaan baik ini.

Untunglah teknologi selalu berkembang. Hadirlah Facebook. Awalnya hanya buat bersosialisasi dan mencari teman-teman lama. Tapi dengan kemudahan yang bisa update dengan berbagai gadget termasuk ponsel, saya berpikir untuk menjadikan buku harian. Katakanlah sebagai ‘diary online’.

Karena itu saya mencoba memanfaatkan Facebook untuk sebagai buku catatan saya. Menyimpan catatan atau dokumentasi kegiatan-kegiatan yang penting. Karena itu wajar kalau status saya isinya kadang terkait dengan rumah tangga dan keluarga. Ya, karena peristiwa penting itu ternyata terkait dengan keluarga.

Kelak hal ini sangat berguna. Misal: suatu ketika mobil saya mogok. Tidak mau distarter. Meski saya sudah menduga problemnya di aki, kita menolaknya. Masak sih akinya sudah soak/waktunya ganti? Kan barusan beli?

Ya, rasanya memang barusan beli. Mungkin baru beberapa bulan. Tapi ketika saya cek di Facebook ternyata sudah berusia 2 tahun. Jadi saya sudah tidak perlu mengecek yang lain kenapa mogok, tapi sudah pasti akinya. Dan awalnya mencurigai aki, malah bersyukur. Lha, normalnya aki ganti setiap tahun, aki ini malah sudah 2 tahun. Jadi sangat berguna catatan-catatan Facebook itu.

Namun Facebook kan juga perusahaan, jadi kapan-kapan bisa tutup karena bangkrut. Jadi hilang juga buku harian online itu.

Betul. Karena itu saya membuat sebuah sistem. Dimana saat mengupdate status di Facebook, otomatis juga mengupdate media sosial lain seperti Twitter, LinkedIn, WordPress dan yang lain-lain. Jadi katakanlah ada backup.

Jadi katakanlah ada yang tidak berjalan dengan baik atau malah tutup, masih ada yang lain. Jadi masih bisa menggunakan yang lain. Tapi sementara ini kekhawatiran itu bisa ditepis, karena Facebook sudah masuk bursa saham. Para pemegang saham tidak hanya menuntut Facebook eksis, tapi juga terus berkembang. Maka saya masih bisa bernapas lega dengan ‘diary online’ ini, karena umurnya masih akan panjang. [PR, 29/11/2012]

~~~
<em>Tidak seperti serial tulisan saya lainnya, serial <a href="http://www.yusuf.web.id/tag/kolang-kaling/">'Kolang-Kaling'</a> ini adalah tulisan saya yang warna-warni. Tidak ada benar merah tema yang diusung. Yang jelas adanya keinginan menulis. Maka tulisan serial ini ada. Hehehe. Anda bisa membaca tulisan saya pada serial-serial yang serius di <a href="http://www.enerlife.web.id">http://enerlife.web.id</a></em>

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, konsultan tentang online communication, pembicara publik tentang TI, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .

Leave a Reply