Nabi Ibrahim adalah Bapak para Nabi. Maka wajar kisahnya ada di dalam semua kitab suci agama samawi. Yahudi, Kristen dan Islam. Termasuk kisah pengurbanan putranya. Namun di sinilah perbedaannya.
Di Kristen yang dikurbankan adalag Ishaq. “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”” Kejadian 22:2
Sedangkan di Islam tidak dikatakan secara jelas (leterlek/tersurat) di Al Qur’an adalah Ismail. Seperti dikisahkan di QS 37:100-113. Ismail dalam kurung, merupakah penjelasan dari ahli tafsir.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”” QS 37:102
Bahkan menurut Gus Baha dalam salah satu ceramahnya, ada beberapa ulama Islam yang berpendapat yang dikurbankan adalah Nabi Ishaq. Jadi siapa sebenarnya yang dikurbankan Nabi Ibrahim?
Mari simak perdebatan sepanjang masa ini yang diuraikan secara gamblang hanya berdasar dalil Al Qur’an oleh Ust Fadhil Taslim. Ulama yang menjadi murid langsung dari Ust KH Abdullah Wasi’an, pakar Kristologi Indonesia. Ust Fadhil juga mendapat penghargaan sebagai ulama berdedikasi.
Pengorbanan itu hanya ujian. Demikian juga dalam hidup kita yang selalu penuh ujian. Semoga kita lolos dalam ujian.