Awal tahun ini di Cina diketahui ada wabah Corona. Lalu di Indonesia mulai Maret. Maka mulai bulan itu diberlakukan lockdown. Yang awal lockdown adalah dunia pendidikan. Awalnya seperti ‘diliburkan’. Hanya diberi tugas dan mereka setor tugas itu. Biasanya cukup pakai WhatsApp (WA).
Namun karena tidak tampak reda maka dilanjutkan. Kali ini sudah sebagai proses pembelajaran. Mulailah dipakai aplikasi teleconference seperti Google Meet atau Zoom.
Dan ini berlanjut sampai bulan Ramadhan. Maka kebutuhan internet semakin tinggi. Dan berdampak pada lambatnya akses. Bahkan di awal Mei banyak laporan internet terganggu.
Traffic internet dilaporkan meningkat 30%. Ini karena banyak yang menggunakan internet. Di lingkungan saya gara-gara kebutuhan internet untuk sekolah ini, sampai mereka berlangganan internet.
Ini membuat internet di rumah jadi lemot. Padahal bulan Ramadhan itu kecepatannya sudah saya upgrade. Namun saat ditest, kecepatannya jauh dari upgrade tersebut. Bahkan masih jauh dibawah sebelum upgrade. Sampai nonton film streaming HD sudah susah karena nge-lag.
Sampai kapan ini terjadi? Ya, saat kembali normal. Saat tidak melulu ‘stay at home’. Dan penggunaan internet menjadi berkurang.
(Ket. foto: saya mengajar daring di rumah. Meski begitu saya tetap rapi. Entah mahasiswa saya. Hehehe).
Kalau lemot ya berarti harus diupdate speed internetnya.. Hehehe.