Perselisihan dalam agama adalah sesuatu yang wajar. Bukan berarti baik kalau malah membuat-membuat selisih. Namun kita kembalikan ke Al Qur’an dan Al Hadits untuk cari persamaan. Karena Allah senang apabila umatnya bersatu.
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” QS 4:59
Ini sebuah cerita menarik dari Prof Zainuddin MZ. Empat orang uztadz mencari titik temu tentang sesuatu hal yang mungkin dianggap remeh. Yakni saat duduk tasyahud akhir di shalat Subuh. Karena Subuh hanya 2 rakaat, maka ada perbedaan pandang apakah duduknya iftirasy atau tawarruk.
Mari kita ikuti diskusi mereka melalui penuturan pakar hadits, guru besar Al Imam Mohamed Ibn Saud Islamic University, Riyadh dan alumni Gontor, Prof Dr Zainuddin MZ di sini. Juga dibahas hal lain seperti hukum shalat dengan masker atau cadar bagi wanita.
Terima kasih ilmunya, Ust.