Contact us now
+6289-774455-70

Buku Favoritku Sepanjang Masa

Dari waktu ke waktu, berbagai judul buku terbit. Dari sekian itu ada yang kita baca, bahkan kita koleksi. Dari sekian koleksi itu ada yang kita baca ulang. Lalu buku apa yang masih saya baca ulang?

Oleh: Mochamad Yusuf*

Sejak kita sudah bisa baca, mungkin sudah puluhan, ratusan bahkan ribuan buku yang kita baca. Sebagian kita baca karena itu wajib kita baca sebagai buku peljaran. Sebagian kita pinjam dari perpustakaan atau teman.

Ada buku lagi yang kita beli dan koleksi. Dari sekian itu, ada yang sempat kita baca tapi ada yang sempat belum dibaca. Bahkan masih dalam bungkus plastik (seperti saya, hehehe).

Dari sekian buku yang kita koleksi (punya), sebagian ada yang dibaca lagi. Bahkan masih dibaca lagi dan lagi. Adakah buku seperti ini bagi anda? Saya punya. Dan inilah sedikit buku yang saya sukai sepanjang masa. Karena saya masih saya baca berulang-ulang tanpa merasa bosan.

1. Mengarang Itu Gampang.
Buku karangan Arwendo Atmowiloto ini menjadi favorit saya sejak lama. Bahkan sebelum jadi buku, hanya tulisan lepas bersambung di majalah Hai. Buku ini sebenarnya tipis. Jadi kalau dibaca paling sejam sudah selesai. Buku ini entah, saya sudah membaca berapa kali. Saking seringnya. Dulu malah masih bujang, sering menemani saya tidur. Karena buku itu ada di bawah bantal saya.

Buku ini memberi motivasi saya untuk menulis. Menulislah dan menulislah, tak usah berpikir salah benar, baik benar ejaan, atau enak atau tidak enak dibacanya. Pokoknya tulis saja. Buku ini menurut saya buku tentang menulis paling baik yang pernah saya temui. Dan Alhamdulillah, buku ini sempat ditandatangi oleh pengarangnya. Saya memang pengagumnya.

2. Riadhus Shalihin.
Buku ini bukan buku modern, tapi buku yang melegenda. Buku karangan Imam Nawawi ini ditulis sudah ratusan tahun lalu. Buku ini menjadi kajian di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saya membacanya entah sudah beberapa kali. Dan masih ingin membacanya.

Buku ini tentang pembentukan akhlak berdasar Al Quran dan Al Hadits. Imam Nawawi membagi dalam berbagai bab berdasar suatu tema. Setiap tema dilengkapi dengan kutipan ayat Al Quran dan Al Hadits.

3. Seri Perang Eropa dan Perang Pasifik
Buku ini sebenarnya kumpulan tulisannya PK Ojong, pendiri harian Kompas di harian Star Weekly puluhan tahun lalu (sebelum Kompas berdiri). Dan beberapa tahun lalu, kumpulan ini dijadikan buku. Untuk seri Perang Eropa ada 3 buku yang tebal-tebal. Sedang Perang Pasifik hanya 1 buku.

Buku Perang Eropa bercerita tentang perang dunia II di medan Eropa. Buku yang dibagi berbagai bab, tak hanya bercerita tentang kronologi tapi juga membahas tentang suatu hal. Isinya cukup padat dengan berbagai referensi. Inilah yang saya suka, karena penulisnya begitu banyak membaca, sehingga tulisannya sangat kaya. Demikian juga perang Pasifik. Tapi sepertinya dia lebih berminat di perang Eropa, karena buku Perang Pasifik selain hanya 1 buku, juga lebih tipis dibanding buku-buku Perang Eropa.

Saya sudah membaca berulang-ulang, dan kadang masih ingin membaca khususnya pada suatu bab. Yang menarik, Zidan juga sudah membacanya meski belum kelar. Bayangkan buku itu tebalnya sekitar 600 halaman, sedang Zidan sudah membaca separuhnya. Gurunya sampai heran mengetahui hal ini.

4. Untuk Apa Berpuasa?
Buku ini wajib saya baca ketika memasuki bulan Ramadhan. Jadi ya cukup sering saya baca. Buku karangan Agus Mustofa ini sebenarnya cukup tipis, 2 jam pastilah selesai. Tapi saya menikmatinya, dengan membaca secara seksama.

5. Don’t Be Sad
Buku ini terjemahan dari buku yang sangat best seller internasional, La Tahzan karangan Aidh Al Qarni. Tapi yang saya miliki adalah terbiatan dari Maghfirah. Yang sekarang ada di toko buku, sepertinya bukan terbitan ini. Karena penerbit inilah yang sepertinya memiliki ijin menerjemahkan. Waktu saya mau beli, karena bingung ada 2 buku yang sama dengan penerbit yang berbeda, saya sampai membandingkan terjemahan halam per halaman. Akhirnya saya putuskan beli yang terbitan Maghfirah, karena terjemahannya lebih enak.

Buku ini adalah curhatan saya, kalau saya lagi tak bersedih, tak bersemangat, atau kesusahan. Membaca buku ini seakan bisa menumpaskan air mata yang ada. Sehingga setelah membaca buku ini menjadi bersemangat. Jadi saya cukup sering membaca buku ini. Semoga pengarangnya mendapat balasan pahala sepanjang masa atas ilmu bermanfaat itu.

Dari 5 buku itu yang masih sering saya baca, buku Riadhus Shalihinlah yang masih saya letakkan di meja yang mudah saya ambil sewaktu-waktu. Yang lain sudah saya masukkan ke perpustakaan, jadi harus mencari dulu untuk membacanya.

Adakah anda juga memiliki buku yang menjadi favorit dan masih sering dibaca? [TSA, 16/1/2010 subuh]

~~~
*Mochamad Yusuf adalah konsultan senior TI, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus developer website & software SAM Design. Aktif menulis dan bukunya telah terbit, “99 Jurus Sukses Mengembangkan Bisnis Lewat Internet”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya atau di profil Facebooknya.

4 Comments - Leave a Comment
  • Leave a Reply