Bayangkan! Ada seorang datang minta bantuan ke Anda. Dia barusan diPHK dan harus bayar kontrakan rumah. Kalau tidak, maka harus jadi gelandangan. Padahal istrinya dirawat di rumah sakit. Anaknya harus daftar ulang sekolah. Dia bermaksud mau pinjam uang.
Tapi yang Anda lakukan tak hanya memberi pinjaman untuk bayar kontrakan rumah, tapi membayar biaya rumah sakit istrinya, daftar ulang sekolah anaknya. Bahkan memberi pekerjaan padanya. Namun bukannya terima kasih. Beberapa waktu kemudian dia memfitnah Anda dan melaporakan ke polisi. Karenanya Anda dipenjara.
Kalau sudah demikian, apa sebutannya menurut Anda?
Hampir mirip dengan manusia. Seorang manusia masih tahan tak makan selama beberapa hari. Juga mampu bertahan sehari untuk tak minum. Tapi hanya tahan beberapa menit tak menghirup udara. Seorang manusia butuh oksigen sebanyak 2.880 liter seharinya. Untuk nitrogen butuh 11.275 liter. Bila kita harus bayar maka seharinya harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 185 juta!
Itu yang semua orang menerima. Belum pemberian seperti rezeki, pangkat, kekuasaan, fisik sempurna dan lainnya. Namun ada saja manusia yang tak berterima kasih. Bahkan menyekutukannya! Tak menyembahNya, malah menyembah yang lain.
Kalau begini apa sebutannya bagi manusia seperti ini? Allah menyebut mereka di QS 96:6, “Sekali-sekali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas.” Ustadz Prof Roem menerjemahkan kata ‘layathgho’ sebagai kurang ajar.
Kenapa manusia berlaku demikian? Kenapa Allah menganggap manusia kurang ajar? Apa sebenarnya hakikat penciptaan manusia? Bagaimana hubungan manusia dan makhluk lainnya?
Mari kita simak kajian yang diutarakan dengan apik oleh Ustadz Prof Dr. ROEM ROWI MA, guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya lulusan Gontor yang sempat mengenyam pendidikan lanjutan di Al Azhar dan Madinah.
Beliau juga juri MTQ internasional, pengurus MUI pusat dan imam besar Masjid Agung Al Akbar Surabaya. Sebuah kajian dengan berdalil Al Qur’an yang sangat berisi dan diselingi humor serta sentilan sosial politik aktual di sini.