Kemarin melihat film produksi Jepang, “Admiral Yamamoto”. Lewat film itu, saya baru tahu kalau AL Jepang khususnya Yamamoto sebenarnya penentang keterlibatan Jepang dalam perang.
Namun karena desakan AD dan rakyat Jepang, Yamamoto akhirnya harus legawa menerima Jepang terlibat perang. Bahkan Yamamoto mendapat tugas untuk melakukan penyerangan ke Hawaii.
Meski dia sejak awal tidak setuju dan tahu akibat berperang dengan Amerika, dia menjalankan dengan benar amanat yang diembannya. Dan dia berhasil menghajar Pearl Harbor.
Bahkan dia berani melakukan inspeksi pasukan di lapangan. Sebuah tindakan yang akan membunuhnya. Karena pesawatnya ditembak jatuh oleh pesawat Lightning AS di atas Bougainville, Nugini. Kematiannya hanya setahun lebih sejak Jepang menyatakan perang ke AS.
Cerita ini jadi mengingatkan saya pada polemik sebelum perang kemerdekaan antara Soekarno dan Agus Salim. Soekarno, yang kelak nanti sebagai presiden, berperang kata di surat kabar dengan Agus Salim, kelak jadi Kyai Haji.
Soekarno menulis mati-matian anti poligami, sedang Agus Salim menulis mati-matian membenarkan poligami. Tapi kelak yang terjadi Soekarno berpoligami dan Agus Salim sampai meninggal tidak berpoligami.
Yamamoto dan Agus Salim meski punya pendirian, tetap melakukan yang terbaik bagi diri dan bangsanya. Mungkin begitu, kesimpualan saya. Hehehe.
Kadang kita di posisi seperti ini. Dan pastilah itu situasi yang sangat sulit..