Oleh: Mochamad Yusuf*
Saya memang bukan asli Pare, Kediri. Saya asli arek Suroboyo. Lahir, sekolah dari TK sampai kuliah di Surabaya. Keluarga saya dari pesisir timur Jawa Timur. Ibu dari Probolinggo dan ayah dari Jember. Mereka hidup dalam budaya madura.
Dalam kajian athropologi budaya, kedua kota kampung kelahiran orang tua saya ini adalah Madura pancalukan. Di kota ini bahasa sehari-hari adalah bahasa Madura. Memang agak aneh, bukan di pulau Madura tapi kebudayaannya mirip dengan yang ada di pulau Madura.
Karena itu saya lebih kenal dengan daerah-daerah pesisir timur Jawa Timur seperti Kraksaan, Lumajang, Pasuruan, Situbondo dan lainnya. Bahkan beberapa kerabat tinggal di daerah tersebut. Setiap liburan atau lebaran pasti mengarah ke timur Jawa Timur. Jadi memang kurang mengenal bagian barat dari Jawa Timur yakni dari Surabaya ke arah barat.
Saat sudah bekerja, suatu ketika saya bertemu dengan seseorang. Dia mengaku dari Pare. Saya mengernyitkan alis, dimanakah itu? Oh ya, di Sulawesi ya? Bukan, itu sih Pare-Pare, katanya. Pare itu di Kediri. Dimana tepatnya? Tanya saya lagi.
Bingung bagaimana dia mulai menjelaskannya. Dia bertanya, Diwek tahu? Ya. Saya agak familiar dengan ini, meski tak tahu dimana pastinya. Yang saya tahu di Jombang. Para pelawak ludruk dan Srimulat sering mengungkit-ungkit nama ini. Saya mengangguk. Lha, Pare ya dekat Diwek itu. Dia mungkin lumayan puas dengan penjelasannya, meski saya tetap tak paham di mana persisnya.
Kelak saya tahu Pare. Sebuah kota kecamatan di kabupaten Kediri. Posisinya di antara Blitar, Malang, kota Kediri, Jombang dan Kertosono. Sebuah daerah subur dekat lereng gunung Kelud. Pare ini dikenal lumbung beras, lombok, bawang merah dan sayur-sayuran. Dari Pare dikirim ke kota-kota besar di Jawa bahkan luar Jawa.
Kelak kemudian saya ingat bahwa saya hampir pernah ke Pare. Yakni saat awal-awal mulai kerja saya diajak teman kuliah ke rumahnya. Dia ada di Pagu. Ini kecamatan tetangganya Pare. Berbatasan langsung dengannya. Dan nanti saya tahu, ada teman kuliah yang juga tinggal di Pare.
Sekarang, tentu saja, saya sangat familiar dengan Pare ini. Karena teman Pare itu akhirnya jadi teman hidup saya. Sehingga saya sering ke Pare. Tepatnya ke desa Tulungrejo.
Sejak awal di Pare saya tahu desa ini sudah ada beberapa kursus bahasa Inggris. Bahkan saat saya menikah, base camp saya di EECC. Kelak saya tahu EECC termasuk kursus bahasa Inggris tertua, meski bukan paling tua, dan favorit.
Tiga belas tahun kemudian setelah saya menikah di Pare, menyadari bahwa Pare bukanlah sebuah kecamatan kecil di sebuah kabupaten. Tapi sebuah nama yang menjadi kondang seantaro negeri, karena memiliki cara unik untuk belajar bahasa Inggris.
Pare seakan memiliki brand sebagai tempat belajar dan sebuah metode unik yang mempercepat penguasaan bahasa Inggris. Banyak yang mendapat informasi dan percaya selepas dari kursus di Pare langsung lancar cas-cis-cus. Saya sendiri tak tahu kebenarannya.
Tapi yang jelas, dari waktu ke waktu nama Pare tersebar kabarnya ke seluruh negeri. Dari mulut ke mulut kesuksesan para alumninya menguasai bahasa Inggris menyebar. Banyak media massa, termasuk TV, yang membuat liputan tentang desa Pare ini. Sekarang ada 30-an tempat kursus bahasa Inggris, dan bisa meningkat 2 kali lipat saat liburan tiba. Dan ke depan akan terus bertambah.
Pare, mungkin sudah lebih banyak dikenal orang dibanding saat 13 tahun lalu saat saya bertemu dengan orang Pare. [PURI, 29/6/2012 sore]
Artikel selanjutnya: Tentang Kampung Inggris Pare Kediri(2): Bagaimana Caranya Ke Pare
Artikel sebelumnya: Mengisi Liburan Dengan Belajar Bahasa Inggris (3): Daftar Lengkap Lembaga Kursus di Pare.
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .
Pare is cool, bro.. Hehehe.
Mas, bisa tolong ditambah dengan peta. supaya lebih mudah memahaminya. 🙂 Evan.
@Evan
Coba lihat di about us. Sudah ada petanya.
Kpan2 ingin kursus di pare, insya Allah klau ad rizqi…amiiinnn…
Pare memang tempat yang menyenangkan. Selain dpt ilmu, yg sangat membantu saat umptn, saya jg dpt suami d pare. Hehehe
@Ika
Wow… Asyik dong.
Ayo ceritakan sedikit, banyak juga nggak papa,
tentang pengalamanmu selama di Pare.
Pasti kisah menyenangkan bagimu ya?
Pingback: Tentang Kampung Inggris Pare Kediri(2): Bagaimana Caranya Ke Pare | Pareku, Kampung Inggris
Kampung Inggris. This is so cool, Pak. Carry on! 🙂
@Brahm
Siip, Brahm. Mohon bantuannya…
Nanti, Pak. Insya Allah pasti kuulas di Warung Fiksi.
@Brahm
Siip… Terima kasih.
Pingback: Mengisi Liburan Dengan Belajar Bahasa Inggris (3): Daftar Lengkap Lembaga Kursus di Pare | Pareku, Kampung Inggris