Sudah 2 minggu bulan Ramadhan terlewati. Berarti 2 minggu lagi hari raya. Biasanya perusahaan mengeluarkan THR (Tunjangan Hari Raya) di hari-hari ini. Anda sudah punya rencana terhadap THR Anda?
Sudah pasti. Mungkin Anda punya rencana membeli ponsel pintar idaman, agar bisa bergaya di depan calon mertua. Atau berencana memberikan sesuatu yang berharga buat orang tua. Atau yang jelas bagi yang sudah berkeluarga, membelikan baju baru, sepatu baru, sandal baru dan semuanya serba baru bagi anak-anak agar mereka berbahagia saat merayakan hari kemenangan.
Tapi jangan-jangan THR itu hanya sekedar lewat di rekening Anda, lalu menghilang menuju rekening tagihan kartu kredit, cicilan ponsel, cicilan sepeda motor, cicilan rumah, bon-bon kantor atau KTA (Kredit Tanpa Agunan).
Sebenarnya apa THR itu?
THR adalah tunjangan atau fasilitas dari perusahaan kepada karyawannya agar sang karyawan dapat merayakan hari raya dengan gembira. Karena biasanya kebutuhan untuk berhari raya sangat tinggi seperti kebutuhan baju baru, makanan, mudik atau liburan. Dengan adanya THR memberi tambahan dana untuk menutup adanya pengeluaran baru yang muncul tahunan tersebut.
Aturan pemberian THR ini sudah masuk ke perundangan. Jadi hukumnya wajib bagi perusahaan untuk memberikannya. Biasanya besarnya 1 bulan gaji. Karena itu ada yang mengatakan THR sebagai gaji ke-13. Bila tidak mampu membayar THR, perusahaan harus melaporkan pada dinas tenaga kerja setempat.
Bagaimana harusnya kita mempergunakan THR itu?
- Gunakan untuk membayar segala hutang atau tagihan yang ada. Trend terbaru saat ini adalah karena tidak mau ramai saat mendekati hari raya, maka mereka sudah membeli perlengkapan hari raya di awal bulan Ramadhan dengan menggunakan kartu kredit. Maka THR ini digunakan membayar tagihan pembayaran tersebut.
- Bila masih berlebih, berikan kepada orang tua, saudara atau kerabat dekat yang kekurangan. Berbagi kebahagiaan dengan mereka, akan melengkapi ibadah puasa yang sudah Anda lakukan sebulan sebelumnya.
- Jika masih ada, sedekahkan pada anak-anak tetangga, keponakan atau kerabat jauh yang jarang bertemu dengan Anda. Mereka baru bertemu dengan Anda hanya saat hari raya saja. Atau sedekahkan pada fakir miskin yang papa. Mereka seharusnya juga ikut berbahagia merayakan hari kemenangan.
- Jangan merayakan hari raya dengan membuat hutang baru. Jangan memaksa diri, bila memang tidak ada dana. Jangan karena gengsi mau bertemu dengan calon mertua, membeli ponsel yang mahal dengan hutang. Atau supaya dianggap sukses di desa, membeli sepeda motor atau mobil baru dengan cicilan yang tinggi yang menyulitkan pembayaran kelak. Hari raya harusnya bukan itu maknanya. Tapi maknanya adalah menikmati kebahagiaan karena semakin meningkatnya iman dan takwa setelah usai beribadah puasa sebulan lamanya. Dan itu tidak harus dengan memakai baju baru, sepatu baru dan baru-baru lainnya.
Selamat berhari raya. Selamat merayakan hari kemenangan. *(my/20160622)