Seringkali kita mendengar dari ceramah atau posting di WA, bahwa dengan bersedekah akan mendatangkan rejeki. Karena mengikuti seruan ini, lalu orang bersedekah besar-besaran. Dalam sebuah ceramah dekat rumah, yang diberikan ustadz terkenal dengan seruan bersedakah, para jamaah bersedekah gila-gilaan menurut ukuran normal. Kalau langsung menyumbang kalung, arloji yang dipakai masih lumrah. Di pengajian itu ada yang langsung menyumbangkan mobilnya bahkan rumah.
Namun banyak pertanyaan yang lalu datang, meski sudah bersedekah tapi kok nggak dapat rejeki? Sama saja. Tidak ada perubahan. Sama seperti tidak bersedekah.
Kalau terjadi hal seperti ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, balasan dari Allah mungkin tidak segera. Bisa lama, sangat lama atau malah dijawab saat di alam akhirat. Namun karena kita berharap keajaiban, maka kita ingin segera dibalas sedekah kita. Jadi saat balasan tidak diterima, kita merasa sedekah kita tidak berguna.
Kedua, bisa saja apa yang diberikan Allah adalah sesuatu yang tanpa kita sadari. Karena Allah memberikan apa yang dibutuhkan kita. Bukan apa yang kita inginkan. Padahal itu yang lebih perlu dan mendesak daripada apa yang kita inginkan. Namun karena bukan diinginkan, maka kita tidak menyadarinya.
Ketiga. balasan itu bisa saja diberikan bukan kepada kita, tapi anak kita, orang tua kita, pasangan kita dan lainnya. Orang yang dekat dengan kita. Misal: Allah menjadikan anak kita anak yang pintar, penurut dan tidak banyak masalah. Ini sebenarnya rejeki. Bayangkan kalau terjadi sebaliknya.
Keempat, balasan itu mungkin tidak berupa rejeki hal keduniawian seperti uang, mobil, kekayaan dan lainnya. Tapi berupa pencegahan malapetaka yang akan menimpa kita. Sesuatu bahaya atau bencana yang sebenarnya akan menimpa kita, tapi dihilangkan oleh Allah karena sedekah kita. Ini sebenarnya merupakan rejeki juga.
Sebenarnya sedekah harusnya bukan sebagai hal jual beli seperti yang kita tahu saat ini. Bukan Kita bersedekah dan Allah membalas sedekah kita. Bukan. Karena itu ada beberapa tips bagaimana bersedekah:
Pertama, niatkah sedekah karena Allah. Bukan karena jual beli seperti di atas. Masalah dibalas atau tidak itu urusan Allah. Kita sedekah karena sedekah. Karena sedekah ingin rejeki: ingin dapat uang, dapat anak, dapat pangkat, dapat pasangan dan lainnya, maka saat menunggu datangnya balasan itu tidak hadir, kita jadi bertanya tentang sedekah kita. Meski beberapa ulama berpendapat bersedekah tanpa niat ikhlas tetap dapat balasan, lebih baik kita lakukan secara ikhlas.
Kedua, lakukan sedekah sebagai kebiasaan. Bukan karena ada niat tertentu seperti hal di atas. Kebiasaan itu harusnya tiap hari. Tidak ada hajat atau punya hajat, tetap sedekah. Karena itu lebih baik sedekah dengan nilai yang kecil, sesuatu yang mampu kita miliki tiap hari, sehingga kita bisa bersedekah tiap hari, misal: sedekah setiap hari 10.000 rupiah. Karena kecil harusnya kita bisa lakukan tiap hari. Dan karena nilainya kecil, harusnya kita lebih ikhlas dan tanpa banyak berharap.
Dan saya pribadi lebih senang bersedekah pada seseorang yang memang butuh. Seseorang yang mengemis ke kita. Atau seseorang yang kita anggap tidak beruntung. Atau kita beli dagangan seseorang yang kita anggap kasihan tanpa melakukan tawar padahal barang yang kita beli tidak kita butuhkan sebenarnya. Karena bisa saja dia lakukan itu, karena tidak mau mengemis. Kita beli dagangannya sebagai sedekah.
Semoga dengan sedekah kita, berharap atau tidak, kita akan dapat balasan dari Allah. Wallahualam. Bagaimana menurut Anda? (26/2/2016)
Sedekah itu banyak manfaatnya.