Anton termangu. Laptop didepannya lama ditatap, namun sepertinya dia tidak menangkap apa yang ada di monitor. Pikirannya menerawang. Hal ini terjadi setelah karyawan berumur 40 tahun ini selesai mengikuti rapat koordinasi di kantor.
Di masa kerjanya yang 15 tahun itu, rapat seperti ini sudah sekian ratus kali yang dia ikuti dan pimpin. Ada kejenuhan di hatinya.
Beberapa minggu terakhir dia seperti kehilangan motivasi. Suatu hal yang tidak biasa. Karena Anton terkenal dengan kinerjanya yang baik. Beberapa kali dia meraih penghargaan sebagai karyawan teladan di perusahan tersebut.
Dia seperti bingung dengan bagaimana dan apa yang harus dilakukan. Bukan masalah pekerjaan, karena dia memang sangat kompeten di bidangnya. Tapi dia seperti mempertanyakan hidupnya. Apakah sudah benar? Apakah ini tujuan hidupnya?
Menurut Roger Gould, psikiater Amerika dan pemerhati perkembangan psikologi dewasa, apa yang dialami oleh Anton adalah hal yang wajar. Anton memasuki periode apa yang dinamakan sebagai ‘periode urgensi untuk mencapai tujuan hidup’. Periode ini biasanya dialami pada rentang usia 35-43 tahun.
Krisis Paruh Baya
Saat memasuki periode ini seseorang memiliki kesadaran terhadap adanya keterbatasan waktu dalam memenuhi tuntutan aktivitas sehari-hari. Mereka butuh menyusun kembali tujuan hidupnya.
Reaksi ini membantu individu menuju jalan yang lebih matang. Upaya mereka dalam menghadapi dan mencari solusi terhadap kondisi ini akan semakin membuka pintu kedewasaannya. Dalam periode ini mereka kembali mengevaluasi peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya dan seolah memaksa melakukan penataan ulang atas tujuan hidup.
Bila Anda juga mengalami krisis paruh baya ini, cobalah lakukan beberapa hal berikut ini:
- Pikirkan kembali tujuan hidup Anda.
Berhenti sejenak dari segala aktivitas Anda. Atau Anda bisa berada di sebuah tempat yang tenang dan nyaman. Tanyakan pada diri apa yang menjadi tujuan hidup Anda sebenarnya. Jawaban ini akan memudahkan menentukan prioritas pilihan karir/kerja setelahnya.Untuk membantu mencari jawabannya, jawablah pertanyaan-pertanyaan seperti ini:- Mengapa saya harus bekerja?
- Apa saja yang telah saya capai dalam hidup?
- Apa lagi yang ingin saya capai?
- Cara-cara apa saja yang dapat saya lakukan untuk mendapatkan, merasakan, dan mengalami karir/pekerjaan yang lebih berarti?
- Tuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Adakah jawabannya ingin mencari peluang kerja baru karena merasa tidak mengalami peningkatan karir setelah 5 tahun bekerja.Atau Anda merasa cukup dari sisi penghasilan, karena itu tidak mengejar karir lagi.Atau Anda masih memikirkan karir, apa lagi yang diharapkan dengan adanya peningkatan karir tersebut. Atau Anda terlanda jenuh dan ingin jenis tugas dan tantangan baru. Atau ingin tugas yang lebih sulit dan kompleks. Atau ingin mencari rasa bangga dan percaya diri yang lebih kuat karena jabatan baru yang lebih kredibel.Atau hanya ingin mendapat suasana kerja baru atau wawasan baru. Atau ingin mencari jaringan baru yang bukan jaringan yang sudah ada saat ini.
Jawaban-jawaban pertanyaan itu akan membantu Anda mencari tujuan hidup Anda yang sebenarnya.
- Evaluasi dan bertahan di kantor lama
Jika jawaban-jawaban di atas mengarahkan Anda hanya ingin meminta promosi atau pindah divisi/bagian/departemen lain, Anda bisa berdiskusi dengan pimpinan Anda atau pimpinan divisi/bagian/departemen lain. Atau manfaatkan kesempatan ‘evaluasi performance appraisal’ tahunan secara optimal.Bicarakan kemungkinan utuk promosi atau mutasi seperti yang Anda harapkan. Mintalah saran tindakan praktis yang perlu dutempuh untuk kemajuan karir Anda. Minta pertimbangkan secara obyektif apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, aspek yang perlu diperbaiki dan peluang peningkatan karir Anda. - Pindah jalur
Bila dari jawaban-jawaban itu, akhirnya memaksa Anda pindah jalur bahkan bantir setir, maka perlu membekali diri lebih banyak lagi. Pekerjaan baru di lingkungan yang baru menuntut banyak hal, seperti pengetahuan, ketrampilan, tantangan, hambatan dan sebagainya.Namun sebelum benar-benar keluar dari tempat Anda saat ini, diskusikan dengan yang lebih berpengalaman atau psikolog yang bisa Anda percaya. Pastikan bahwa keputusan itu adalah keputusan yang tepat, bukan sekedar nafsu atau emosi sesaat.Dengan berdiskusi dengan yang lebih ahli dan berpengalaman, harapannya dapat diarahkan ‘lan baru’ yang sesuai dengan potensi, minat, bakat dan ketrampilan yang Anda miliki. Juga peluang apa yang bisa diraih di masa depan.
Selamat mencari jalan yang benar. Jalan yang sesuai dengan potensi diri demi meraih karir/kerja bermasa depan cerah! *(my/20160729)