Dalam perjalanan ke Solo lancar. Namun dari Solo ke Jogja, ada pawai sehingga jalan bis merambat. Saya khawatir tiba di Jogja sudah larut malam. Dan lebih saya khawatirkan saya belum booking hotel.
Oleh: Mochamad Yusuf*
Ini cerita lain tentang bersabar mencari rezeki. Memang bersabar mengais rezeki itu tak jelas kapan berakhirnya.
Kalau puasa, kita tahu kapan bersabarnya, karena kita sudah tahu saat berbukanya. Sehingga kita tahu berapa lama lagi harus bersabar, sebelum akhirnya kita bisa menggasak makanan favorit yang sudah disiapkan.
Tapi rezeki?
Ini seperti kisah seorang tukang becak di ujung gang dekat rumah lama. Pak Bambang, katakanlah begitu, seorang tukang becak yang suka mangkal di ujung gang. Lokasinya memang strategis, karena di sini banyak orang turun dari bemo dan lalu ke rumah. Biasanya yang malas untuk jalan atau rumahnya agak jauh, menggunakan becak. Karenanya di ujung gang ini biasanya mangkal 2-3 becak.
Suatu waktu terasa sepi penumpang di pangkalan ujung gang itu. Ada 3 becak yang ikut antri menunggu penumpang. Namun pak Bambang berada di nomor 1. Jadi dia punya kans untuk mendapat penumpang. Lama-kelamaan karena tak kunjung ada penumpang, becak-becak lain keluar dari antrian mencari penumpang sendiri sambil jalan.
Dimulai dari antrian nomor 3 yang keluar dari antrian. Dia sudah tak sabar menunggu penumpang. Apalagi melihat bahwa kansnya masih kalah dengan antrian nomor 1 dan 2. Setelah antrian berkurang tapi penumpang tak kunjung datang juga, maka becak antrian nomor 2 keluar mencari penumpang sendiri.
Tinggallah Pak Bambang. Pak Bambang yang awalnya optimis, jadi mulai tak yakin dengan datangnya penumpang. Lama dia menunggu, tapi penumpang juga tak kunjung datang. Yang datang malah becak antrian nomor 3. Ternyata dia mendapat penumpang. Dan sekarang dia mau beristirahat sambil antri menunggu penumpang.
Pak Bambang resah. Dia tak kunjung dapat penumpang. Uang tak kunjung di tangan sepeserpun. Dia ingin keluar dari pangkalan mencari penumpang. Tapi takut sekeluarnya dari antrian, ada penumpang datang. Bisa sia-sia kesabaran dia menunggu penumpang. Kesabaran menunggu rezeki.
Tapi tetap saja tak datang penumpang. Akhirnya dia putuskan untuk keluar dari antrian untuk cari penumpang sendiri. Mulailah dia mengayuh becaknya mencari penumpang. Dijelajahi jalan-jalan, gang-gang sekitar lokasi itu. Namun ternyata tak kunjung ada orang memanggil.
Akhirnya dia putuskan untuk kembali ke pangkalan semula. Ternyata di sana sudah ada becak antrian nomor 2 tadi di samping becak antrian nomor 3. Lalu berceritalah mereka bahwa mereka barusan mendapat penumpang saat mangkal di pangkalan. Jadi sewaktu ditinggal, becak antrian nomor 3 dapat penumpang. Lalu selama pangkalan kosong, becak antrian nomor 2 datang. Dan becak ini juga dapat penumpang.
Jadi 2 becak ini sudah dapat 2 penumpang. Masing-masing 1 dari pencarian sendiri di jalan dan 1 dari antrian menunggu penumpang. Sedang pak Bambang yang sudah bersabar menunggu dan mencari penumpang, kosong tak ada penumpang. Tangannya kosong. Tak ada uang sepeserpun.
Mungkin yang jadi pertanyaan pak Bambang adalah kapan saatnya bersabar menunggu penumpang? Sabar ditunggu tak ada penumpang. Ditinggal malah ada penumpang.
Ini cerita lain tentang kesabaran menunggu rezeki. Masih sama berkaitan dengan becak. Tapi sudut pandangnya dari penumpang yakni saya dan istri. [PURI, 30/04/2012 siang]
…
[dipotong]
~~~
Artikel ini bagian dari buku yang saya rencanakan untuk terbit. Rencananya ada 99 artikel yang berkaitan dengan rahasia rezeki. Untuk seri 1 sampai 10, anda bisa membaca secara lengkap di http://enerlife.web.id/category/rejeki/. Setelah seri itu, tak ditampilkan secara lengkap. Namun hanya setiap kelipatan seri 5 yang ditampilkan secara lengkap. Jadi pantau terus serial ‘Rahasia Rezeki’ ini.
~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .
Pingback: ..| Home of Mochamad Yusuf |..
Pingback: ..| Home of Mochamad Yusuf |..