Bapak sedih. Hari ini harus pulang dengan tangan hampa. Tak ada uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Saat sedih dan bingung harus ngomong bagaimana ke Ibu, tiba-tiba ada seseorang datang.
Oleh: Mochamad Yusuf*
Suatu ketika Bapak pulang ke rumah dengan wajah berbinar-binar. Ibu yang tak biasa melihat wajah Bapak seperti ini saat pulang bekerja, menduga pasti dapat rezeki nomplok. Tentu rezeki nomplok bagi sopir Angguna, jenis angkutan umum di Surabaya, ya tak sebesar dibayangkan orang.
Benar. Ternyata Bapak barusan dapat order carteran. Ada seorang pedagang luar Jawa yang datang ke Surabaya dan sedang melakukan pembelian grosir untuk modal dagangannya di sana (kulakan). Di Surabaya ini dia melakukan perjalanan ke pasar-pasar grosir seperti pasar Turi dan mengirimkannya ke pelabuhan rakyat di pelabuhan Kali Mas.
Maka Bapak selama 2 hari ini tak bingung mencari penumpang. Cukup mengantar pedagang ini ke tempat-tempat yang diinginkan. Dan yang menggembirakan, upahnya sudah jelas dan besar. Sebuah rezeki nomplok bagi sopir angkutan umum.
Ternyata rezeki itu tak didapatkan dengan mudah. Sebelumnya Bapak ‘mengetem’ cukup lama di terminal. ‘Mengetem’ ini istilah menunggu di terminal berdasar antrian dengan kendaraan lain untuk mendapat penumpang. Ternyata Bapak dapat nomor antrian yang lama. Setelah menunggu cukup lama antrian tak beranjak pendek, karena di terminal lagi sepi penumpang.
Maka diputuskan Bapak untuk ‘ngesla’. Ini istilah untuk berputar-putar mencari penumpang secara langsung di jalanan. Ini seperti berjudi. Karena dengan ‘ngesla’ ini belum tentu dapat penumpang, tapi bensin sudah jelas berkurang.
Entah ada apa dengan Surabaya saat itu, meski sudah diupayakan mencari rezeki secara langsung, Bapak juga tak kunjung mendapatkan penumpang. Kalau diteruskan bensin akan terus berkurang. Tapi kalau berhenti dan menyerah, apa yang harus dibawa ke rumah? Kalau kembali ke terminal, Bapak harus mulai antrian lagi. Sebuah dilema yang berat.
Akhirnya Bapak memutuskan berhenti sejenak di sebuah tempat sambil berpikir: rute dan arah yang mau dituju. Juga siapa tahu ada penumpang yang mencari. Lama tak ada penumpang, Bapak memutuskan ke sebuah tempat. Biasanya di sini ada penumpang mencari.
Akhirnya Bapak sampai juga ke tempat itu. Ternyata sepi juga. Tapi Bapak menenangkan dan menyabarkan diri. “Sabar, kita tunggu penumpang di sini,” kata Bapak dalam hati. Namun lama menunggu, penumpang tak kunjung datang.
Bapak masih bersabar. Tapi dalam hati, Bapak sudah memutuskan menunggu sampai jam tertentu. Bukan karena tak sabar. Tapi yang jelas sudah harus ‘oplosan’ dengan sopir lain. Waktunya digantikan dengan sopir lain.
Akhirnya waktu deadline itu tiba. Dan tak juga tak ada penumpang. Bapak sedih. Hari ini harus pulang dengan tangan hampa. Tak ada uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Saat sedih dan bingung harus ngomong bagaimana ke Ibu, tiba-tiba ada seseorang datang. [PURI, 30/04/2012 siang]
…
[dipotong]
~~~
Artikel ini bagian dari buku yang saya rencanakan untuk terbit. Rencananya ada 99 artikel yang berkaitan dengan rahasia rezeki. Untuk seri 1 sampai 10, anda bisa membaca secara lengkap di http://enerlife.web.id/category/rejeki/. Setelah seri itu, tak ditampilkan secara lengkap. Namun hanya setiap kelipatan seri 5 yang ditampilkan secara lengkap. Jadi pantau terus serial ‘Rahasia Rezeki’ ini.
~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .
Pingback: ..| Home of Mochamad Yusuf |..