Pasti timbul pertanyaan, apakah laku? Bukankah mereka berjualan hal yang sama? Bersaing dengan produk jualan yang sama dan harga yang sama. Bahkan mungkin kulakan dari sumber yang sama.
Oleh: Mochamad Yusuf*
Di beberapa tempat di setiap kota pasti ada sentra perdagangan. Yakni tempat berkumpulnya beberapa usaha yang memiliki tipe usaha yang sama, misal: berjualan bahan bangunan. Maka di tempat itu banyak yang berjualan bahan bangunan.
Tak hanya berdagang bisa saja produksi. Ini sering dikatakan sebagai sentra industri, misal: industri kerajinan kulit. Maka di sentra itu banyak juga berproduksi kerajinan kulit.
Di Surabaya tak banyak sentra industri. Namun banyak sentra perdagangan. Misal: di jalan Karet banyak toko yang berjualan busa dan bahan-bahan untuk furniture. Di jalan Gemblongan lain lagi. Sepanjang jalan ini tampak toko-toko berjualan bahan bangunan.
Di jalan Karet dan Gemblongan rata-rata toko tersebut termasuk bermodal besar, omzet harian bisa jutaan. Karena memang mereka bermodal besar. Namun di beberapa tempat ada sentra perdagangan yang modalnya tidak sebesar mereka, seperti sentra majalah dan koran di jalan Pahlawan.
Selain itu ada pula sentra makanan khas. Di sentra tersebut akan banyak ditemukan pedagang yang berjualan makanan khas yang sama. Misal: di pasar Genteng. Di sana banyak toko berjualan makanan khas yang biasanya dibuat sebagai oleh-oleh.
Untuk ukuran yang lebih kecil dalam arti dengan modal yang lebih sedikit dibanding di pasar Genteng bisa ditemukan di Kenjeran. Di Kenjeran akan banyak kita temukan makanan khas olahan laut.
Atau di jalan Kranggan depan bekas bioskop Garuda, ada deretan warung lontong balap. Di Gedangan, sedikit jauh dari Surabaya, ada satu tempat yang semuanya berjualan makanan lontong Kupang.
Di luar itu, ada sentra perdagangan yang pedagangnya bermodal kecil. Dulu di depan Tunjungan Centre banyak pedagang VCD dan DVD. Sekarang karena sering dirazia, sentra ini hilang. Entah pindah ke mana. Demikian juga di pasar Blauran. Akan kita temukan lapak-lapak penjual buku bekas dan murah.
Lalu di depan kantor pos besar Kebun Rojo ada banyak lapak-lapak berjualan surat, perangko dan materai. Demikian juga di depannya, yakni sekitaran gedung Bank Indonesia. Yakni adanya orang-orang yang menawarkan service sepatu. Istilah umumnya sol sepatu.
Kalau kita perhatikan mereka berdagang dengan komoditi yang sama. Kalau misalnya lontong balap, maka semuanya berjualan lontong balap. Tidak ada makanan yang lain, misal: soto ayam. Kalau berjualan surat dan amplop, semuanya juga berjualan yang sama, bukan berjualan makanan.
Pasti timbul pertanyaan, apakah laku? Bukankah mereka berjualan hal yang sama? Bersaing dengan produk jualan yang sama dan harga yang sama. Bahkan mungkin kulakan dari sumber yang sama. [TSA, 08/02/2011]
…
~~~
Artikel ini bagian dari buku yang saya rencanakan untuk terbit. Rencananya ada 99 artikel yang berkaitan dengan rahasia rejeki. Untuk seri 1 sampai 10, anda bisa membaca secara lengkap di sini. Setelah seri itu, tak ditampilkan secara lengkap. Namun setiap kelipatan seri 5, akan ditampilkan secara lengkap. Jadi pantau terus serial ‘Rahasia Rejeki’.
~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI di SAM Design. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya atau di Facebooknya.