Akhirnya mereka bertiga ngotot dan berargumentasi, dialah yang layak menjadi suami sang gadis karena jasanya. Keluarga ini bingung, bagaimana menentukan siapa yang layak menjadi suami sang gadis.
Oleh: Mochamad Yusuf*
Syahdan di suatu kota ada pasangan yang memiliki anak gadis yang cantik. Selain memang cantik secara fisik, perangainya sangatlah baik. Memang orang tuanya telah mendidiknya dengan baik sehingga gadis ini sungguh cantik luar dalam.
Kecantikannya sungguh terkenal. Apalagi dia telah meraih beberapa penghargaan terkait dengan anugerah kecantikan ini. Waktu remaja dia pernah meraih penghargaan Gadis Sampul sebuah majalah remaja. Lalu pernah menyabet mahkota Putri dan mewakili negaranya berlomba adu kecantikan dengan putri-putri negeri lain.
Meski begitu, dia tidak mau pergi sehingga mengundurkan diri. Dia memang mengikuti pemilihan putri ini sekedar melihat kemampuan dan dorongan orang tua. Tidak ada ambisi lebih untuk mengeksploitasi kecantikannya. Dia lebih fokus menyelsaikan kuliahnya mencapai cita-citanya sebagai guru.
Saat mencapai umur untuk menikah, orang tuanya berpikir untuk mencarikan jodoh bagi putrinya. Sang gadis percaya dengan pilihan keluarganya untuk dicarikan jodohnya. Sang gadis memang tumbuh menjadi pribadi anak yang sholeh.
Karena itu, orang tuanya mempunyai kriteria untuk suaminya. Yakni dia harus pintar, terampil dan berani. Akhirnya banyak pria yang mendekati keluarga sang gadis. Mereka ingin diterima sebagai menantu dan bagian dari keluarga ini. Tetapi setiap dites oleh keluarga ini, selalu gagal memenuhi kriteria yang diinginkan.
Pada suatu hari, Bapak sang gadis melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Dalam perjalanan menempuh pesawat terbang, dia berdampingan dengan seorang pemuda yang pintar. Begitu pintarnya dalam usia yang relatif muda dia sudah mencapai gelar profesor.
Saling cerita akhirnya pemuda tahu Bapak di sampingnya mencari jodoh dengan anaknya. Karena dia tahu sang gadis ini, maklum banyak dimuat media massa karena sebagai putri kecantikan, dia memberanikan diri untuk melamar.
Sang Bapak tidak sekedar percaya dengan gelar dan pengalaman yang diraih sang pemuda. Maka diteslah kemampuan anak muda ini yang memiliki kemampuan di bidang ilmu teknologi. Dengan ilmu yang dimiliki, pengetahuan dan berbagai alat yang dimiliki dia bisa menjawab semua pertanyaan sang Bapak.
Sang Bapak puas dengan hasil tes ini, dan meminta datang ke rumah untuk dipertemukan dengan sang gadis pada tanggal 7 bulan depan. Sang pemuda gembira dengan undangan ini dan menyanggupi untuk datang.
Di kesempatan lain, kakak sang gadis sedang juga melakukan sebuah pertemuan bisnis dengan sebuah perusahaan. kakaknya memang seorang pengusaha. Dalam pertemuan ini, diam-diam sang kakak mengagumi ketrampilan yang dimiliki kliennya ini. Dia memiliki ketrampilan membuat berbagai alat/teknologi. Akhirnya sang kakak bercerita tentang upaya keluarga mencari jodoh buat adiknya.
Tentu saja kliennya sangat tertarik. Karena dia tahu profil putri kecantikan. Dia bahkan diam-diam mengidolakannya. Semua artikel dan berita terkait dengannya diklipingnya. Sang kakak berkata bahwa orang tua memiliki syarat suaminya harus pintar, terampil dan berani.
Maka sang klien mengajak sang kakak ke sebuah laboratorium. Di sana tampak sebuah pesawat yang unik. Pesawat ini cukup kecil, seukuran mobil saja. Hanya berpenumpang 2 orang. Dia memiliki keunggulan bisa mendarat secara vertikal. Sehingga bisa langsung diparkir di rumah.
Diajaknya sang kakak masuk ke pesawat ini. Pesawatnya terbang ke atas dan melesat ke udara. Meski kecil, ternyata pesawat ini memiliki kecepatan supersonic. Dan didalamnya memiliki banyak fitur-fitur canggih. Tidak kalah dengan pesawat tempur dan penumpang yang ada.
“Wah, pintar dan terampil kayak pak Habibie nih,” kata sang kakak dalam hati. Lalu sang kakak mengundang sang klien untuk datang ke rumah dipertemukan dengan sang gadis pada tanggal 7 bulan depan. Tentu saja undangan yang tidak akan disiak-siakan oleh sang klien. Dia berjanji akan datang dengan pesawat ini.
Di lain tempat sang Ibu gadis menghadiri pertemuan arisan dengan ibu-ibu sosialita yang menjadi temannya. Saat pertemuan itu dia melihat seorang pemuda yang gagah. Ternyata dia adalah anak dari teman arisannya. Dia mengantar ibunya ke arisan.
Tertarik dengan pemuda ini, sang Ibu mendekati temannya yang menjadi ibu dari sang Pemuda. Ternyata sang pemuda adalah seorang anggota pasukan khusus negeri ini. Dia adalah tentara pilihan sebelum bisa masuk ke pasukan khusus. Dia sudah dilatih dan digembleng luar biasa. Bahkan karena prestasinya dia dikirim ke luar negeri untuk dilatih sebagai pasukan khusus.
Dia sudah pernah dikirim berbagai misi. Banyak misi yang sepertinya tidak masuk akal, dia bisa menyelasaikan dengan baik. Diterjunkan di belakang garis musuh, langsung masuk ke markas musuh, dia berani. Dia berangkat dengan ikhlas termasuk harus mengorbankan nyawanya demi tugas negara.
Sang Ibu tertarik dengan pemuda ini, karena memiliki syarat berani yang diminta oleh keluarga. Dengan terus terang, sang Ibu menceritakan maksudnya ke ibu temannya dan sang pemuda. Tentu saja mereka menyambut lamaran ini. Karena mereka sudah lama mengidamkan gadis ini menjadi bagian dari keluarganya.
Mereka bersedia datang pada tanggal 7 bulan berikutnya. Bahkan diam-diam sang pemuda menyiapkan perlengkapan tempurnya di mobilnya. Lengkap. Siapa tahu diperlukan.
Pada tanggal yang ditentukan, ketiga pemuda ini datang. Mereka diam-diam juga sudah menyiapkan perlengkapannya masing-masing. Tentu saja keluarga ini panik. Ya, karena mereka tidak melakukan koordinasi/kontak sebelumnya, langsung diputuskan, jadinya begini.
Mereka bingung, siapa yang seharusnya dipilih sebagai suami dari sang gadis. Semuanya memiliki kriteria yang ditentukan: pintar, terampil dan berani. Tentu tampan dengan perawakan yang sempurna. Tidak ada cela. Tidak ada hal yang bisa menjadi kekurangan dari salah satu ‘kontestan’ ini.
Saat bingung seperti ini, keluarga menjadi lebih panik lagi. Karena sang gadis tidak ada di rumah. Padahal malam sebelumnya sang gadis sudah siap di kamarnya menyambut semua tamu.
Takut ada apa-apa, mereka tidak mau melaporkan dulu ke polisi. Sang Bapak yang bijaksana berdiam dan berpikir sejenak. Lalu dia memiliki ide bagaimana memecahkan masalah ini.
Ditariknya sang pemuda pintar bergelar profesor. Dia minta dengan kepintarannya untuk mencari dimana sekarang posisi sang gadis.
Mulailah dia berpikir. Akhirnya dia tanya, apakah sang gadis memiliki ponsel. Iya, jawab keluarga ini, bahkan sepertinya ponsel dibawanya. Karena dicari tidak ada di segala sudut rumah.
Sang profesor muda ini mengeluarkan alatnya. mulailah dia mengetik-ngetik di laptopnya. Akhirnya setelah beberapa saat dia paham permasalahannya.
Ternyata diam-diam ada ketua sebuah kelompok teroris yang menyukai sang gadis. Lebih tepatnya menggilai. Akhirnya dia bersama kelompoknya melakukan penculikan. Dia ingin menjadikan sang gadis sebagai istrinya. Tidak peduli sang gadis dan keluarganya mau atau tidak.
“Di mana dia sekarang?” tanya sang Bapak.
“Dia tadi malam diculik, dan sudah diterbangkan ke sebuah tempat terpencil. Yakni di sebuah pulau yang tidak ada penghuninya. Tempatnya ada di sini,” katanya sambil menunjukkan petanya di layar laptopnya.
Dengan kepintarannya ini ternyata dia bisa melacak kehadiran gadis lewat ponsel yang dibawanya. Bahkan dia tahu dari ponsel sang teroris, motif penculikan ini, persiapan yang dilakukan bilamana dia diserang oleh pihak berwenang dan rencana pernikahannya yang dilakukan segera.
Keluarga gadis panik karena waktu pernikahan ini tidak lama lagi. Kalau tidak ditolong dengan segara, maka sang gadis akan menjadi istri dari sang teroris.
Sang Bapak akhirnya memanggil sang klien pemilik pesawat canggih. Dia minta agar dipinjami pesawat ini dan mengajak sang pemuda yang menjadi anggota pasukan khusus.
Karena ini adalah pesawat canggih maka cara mengemudikannya cukup mudah. Semudah mengendarai mobil. Apalagi pesawat ini bisa diremote dan dikendalikan dari darat. Maka sang Bapak dan tentara tidak khawatir dengan masalah transpotasi ini.
Yang mereka khawatirkan bagaimana membebaskan dari sarang teroris ini. Dari informasi yang disampaikan oleh profesor muda, mereka sudah menyiapkan segala persenjataan kalau diserang. Sang Bapak tidak mungkin bantuan ke pihak keamaman, takut terlambat menolong sang gadis.
Sang Bapak menanyakan kesediaan pemuda gagah ini, “Bagaimana? Berani dan ikhlas harus bertaruh nyawa membebaskan sang cewek?” Sambil melirik ke ibunya yang ikut mengantar, sang pemuda berkata mantab, “Siap!”.
Dengan pesawat canggih ini sang Bapak dan pemuda tentara sudah sampai ke pulau itu. Dengan ketrampilan, pengalaman dan keberaniannya sang tentara muda mulai melakukan pelumpuhan para teroris dan akhirnya bisa membebaskan sang gadis. Akhirnya sang gadis bisa dibawa pulang dengan selamat ke rumah.
Namun setelah kepulangan sang gadis, kebingugan masih melanda keluarga ini. Siapakah yang pantas dan berjasa sehingga layak mendapatkan gadis yang cantiknya diakui dengan gelar putri?
“Saya,” kata profesor muda. “Tanpa kepintaran saya, kita tidak tahu bahwa sang gadis telah diculik. Juga yang penting kita menjadi tahu posisi sang gadis. Jadi meski ada pesawat canggih dan keberanian tentara itu, tanpa posisi sang gadis maka juga sia-sia. Maka saya yang seharusnya menikahi sang putri.”
“Tidak,” kata pemilik pesawat canggih. ”Meski kita sudah tahu lokasinya, tanpa pesawatku kita tidak akan bisa ke sana secepatnya. Menunggu transportasi umum, bisa-bisa seminggu kita bisa ke sana. Kita sudah pasti terlambat menolong sang gadis. Jadi meski tahu posisi dan keberanian sang tentara, kita tidak bisa membebaskan sang putri. Jadi sayalah yang tepat menjadi suami sang putri.”
“Apapun itu,” kata sang tentara muda,” tidak ada artinya kalau tidak ada tindakan dari saya. Sayalah yang berhadapan dengan teroris dan bertarung dengan nyawa saya sebagai taruhannya untuk membebaskan sang putri. Meski kita tahu posisi sang gadis dan kita sudah di sana dengan segera, tanpa aksi dari saya sang putri tidak bisa kembali dengan selamat ke rumah ini. Jadi sayalah yang pantas menjadi menantu Bapak.”
Akhirnya mereka bertiga ngotot dan berargumentasi, dialah yang layak menjadi suami sang gadis karena jasanya. Keluarga ini bingung, bagaimana menentukan siapa yang layak menjadi suami sang gadis.
Mereka bingung dan minta bantuan saya untuk menjawabnya. Saya juga bingung, bagaimana memilih dengan tepat siapa yang layak. Maka saya minta bantuan Anda semua untuk menjawab hal ini.
Kira-kira menurut Anda semua, siapa yang seharusnya menjadi jodoh dari sang putri yang cantik luar dalam ini? [PR, 16/11/2012]
Artikel ini bagian dari serial ‘Misteri Cinta dan Jodoh’. Inginnya sih saya membuat sampai 99 artikel dan dijadikan buku. Hehehe. Bila Anda suka, Anda bisa membaca tulisan lainnya serial ini di http://www.enerlife.id/category/serial-tulisan/misteri-cinta-jodoh/. Jadi pantau terus ya!…
~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, konsultan tentang online communication, pembicara publik tentang TI, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://www.myusuf.or.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .
kampret,,artikel nya
Pingback: Sepasang orang tua memiliki anak wanita « ..| Home of Mochamad Yusuf |..
Pingback: Sepasang suami istri lama tidak memiliki « ..| Home of Mochamad Yusuf |..