Oleh: Mochamad Yusuf*
Sekarang ini media internet Indonesia diramaikan dengan berita meninggalnya seorang karyawan. Dia seorang ‘copywriter’ di sebuah perusahaan periklanan. Kenapa ramai? Bukankah hal yang jamak kalau ada karyawan yang meninggal? Betul.
Tapi yang jadi ramai dibicarakan, dia meninggal karena diduga kecapekan. Yakni setelah bekerja non-stop selama 3 hari. Yang menarik dia sempat men-tweet (menulis status di twitter.com), bahwa dia sudah bekerja selama 30 jam dan masih merasa kuat.
Sebenarnya tidak masalah dengan bekerja keras. Saya sendiri waktu kerja di SCTV selalu baru pulang dari kantor di atas pk 21.00. Bahkan kerapkali baru pulang setelah pukul 00.00. Esok paginya, pk 08.30, saya sudah bekerja seperti biasa. Dan Sabtu dan Minggu masih bekerja nglembur.
Ya, saya tetap merasa capek dan mengantuk. Tapi mungkin karena saya suka melakukannya, kata orang-orang passion, saya merasa enjoy saja. Masih oke. Namun selama nglembur di SCTV itu, saya tetap ada istirahatnya.
Sedang saat kerja di SAM Design, saya punya pengalaman bekerja 4 hari 3 malam non-stop. Yakni mulai Kamis pagi sampai Minggu petang. Berarti itu sekitar 80 jam! Selama itu saya cuma tidur 1 jam. Itu pun tidak bisa dibilang tidur, karena saya meluruskan punggung dan otak sepertinya masih bekerja.
Saya terpaksa melakukan itu karena harus mengejar deadline peluncuran sistem informasi seorang klien. Kalau sebelum deadline sistem operasi itu tidak jalan, maka perusahaan itu tidak beroperasi. Karena semua proses bisnisnya ada di sistem informasi itu.
Tapi tidak seperti copywriter itu, saya tidak mau doping. Tidak mau minum suplemen atau penambah energi. Satu-satunya sumber energi saya yang membuat betah bekerja itu adalah kekhawatiran klien saya terhadap bisnisnya. Dia takut saya gagal meluncurkan sistemnya sebelum deadline. Dia selalu ada di sisi saya saat bekerja itu.
Bekerja keras bukan berrati salah. Bahkan harusnya kita dianjurkan bekerja keras. Contoh paling sederhana, Allah meminta kita bangun malam untuk shalat malam. Bayangkan saat orang tidur nyenyak, kita bangun dan ‘bekerja’. Karena itu sekali-sekali saya tetap bekerja keras.
Yakni saat saya harus menyiapkan materi seminar, menulis, membaca, membuat website atau menonton film sampai larut malam. Tapi saya berusaha untuk tidak setiap hari. Tidak setiap saat. Meski kita tidak merasa capai karena kita merasa enjoy, tapi tubuh dan pikiran sebenarnya capek juga.
Jadi kalau saya sudah capek, ya saya tidur. Itu berarti alarm tubuh berbunyi memberitahukan tembusnya limit tubuh kita yang sudah bekerja keras.
Bagi saya sekarang, waktu itu saya bagi menjadi 3 bagian. Bagian pertiga pertama untuk bekerja. Bagian pertiga kedua untuk tidur. Dan bagian pertiga terakhir adalah untuk diri sendiri: beribadah, makan-minum, mandi, melakukan hobi, bersosialisasi, bercengkerama dengan keluarga dan lain-lain.
Jadi sekali-sekali bekerja keras boleh. Yang tidak boleh memaksa bekerja keras terus menerus. Dan harusnya hidup kita dibagi menjadi 3 bagian yang berimbang. [PUTA, 17/12/2013]
~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, konsultan tentang ‘online communication’, pembicara publik tentang IT, host radio, pengajar sekaligus praktisi IT. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf.
Wow, kerja 4 hari 3 malam nonstop? Tidur cuma 1 jam? Apa konsentrasinya nggak semakin turun tuh?
Aku pernah baca, di hari ketiga orang tidak tidur, dia sudah hampir tidak bisa mikir apa-apa. Apalagi kerja yang menuntut ketelitian. Dan kalau diteruskan tidak tidur, dia bisa jadi gila. Fakta ini yang dipakai CIA untuk menginterogasi. Tawanan khusus tidak boleh tidur selama tiga hari, supaya dia mematuhi dan menjawab apapun yang diperintahkan.
Wah, berarti kalau sampeyan suatu saat diinterogasi CIA di Guantanamo, nggak mempan dong metode mereka. Hehehe…
@Brahm
Betul. Capek banget… tapi bagaimana lagi. Ini waktu zaman masih ada departemen softdev. Saya dan Sugeng ngerjakan proyeknya Amtech, aplikasi jualan voucher seluler.
Wow, kerja 4 hari 3 malam nonstop? Tidur cuma 1 jam? Apa konsentrasinya nggak semakin turun tuh?
Aku pernah baca, di hari ketiga orang tidak tidur, dia sudah hampir tidak bisa mikir apa-apa. Apalagi kerja yang menuntut ketelitian. Dan kalau diteruskan tidak tidur, dia bisa jadi gila. Fakta ini yang dipakai CIA untuk menginterogasi. Tawanan khusus tidak boleh tidur selama tiga hari, supaya dia mematuhi dan menjawab apapun yang diperintahkan.
Wah, berarti kalau sampeyan suatu saat diinterogasi CIA di Guantanamo, nggak mempan dong metode mereka. Hehehe…
@Brahm
Betul. Capek banget… tapi bagaimana lagi. Ini waktu zaman masih ada departemen softdev. Saya dan Sugeng ngerjakan proyeknya Amtech, aplikasi jualan voucher seluler.