Obrolan di Bawah Rindangnya Cemara (7): Makanan Terlezat dalam Hidup
Secara perlahan saya sendok demi sendok. Hmm, memang nikmat sop sirip ikan Hiu ini. Saya tahu meski makanan ini sungguh lezat, saya akan berpikir ribuan kali sebelum membelinya dengan uang sendiri. Post Views: 40
Obrolan di Bawah Rindangnya Cemara (6): Buku Yang Selalu Tak Bosan Dibaca dan Dibaca Lagi
Dari sekian buku yang saya miliki, ada 1 buku yang saya suka. Entah sudah berapa kali saya membacanya. Kalau ada kesempatan selalu saya baca kembali, seperti di bulan Ramadhan ini. Tapi ini bukan Al Qur’an lho. Post Views: 49
Obrolan di Bawah Rindangnya Cemara (4): Menakar Derajat Seseorang
Bagaimana sebenarnya kita mengukur derajat orang lain? Kalau mengacu pada kitab suci, maka cara mengukurnya cukup mudah. Yakni dengan melihat kadar ketakwaannya. Tapi kita kan bukan Tuhan? Post Views: 84
Obrolan di Bawah Rindangnya Cemara (3): Ukuran Lain Kesuksesan
Anehnya dia malah menolak tangan saya. Dia berkata, ”Bukan. Saya bukan orang sukses. Kalau misalkan saya dianggap sukses, maka ucapkan sukses itu pada orang tuaku.” Saya tertegun dengan kriterianya ini. Post Views: 63
Obrolan di Bawah Rindangnya Cemara (2): Perlukah Disekolahkan di Sekolah Islam Terpadu?
Sekolah ini sering dinamakan sebagai Sekolah Islam Terpadu (SIT). Lalu apa sebenarnya keunggulan SIT? Kira-kira apa kelemahan bersekolah di SIT? Perlukah kita memasukkan anak kita ke sekolah ini? Post Views: 251
Obrolan di Bawah Rindangnya Cemara (1): Obrolan Yang Menggema
Namun saya ingin obrolan itu lebih ada faedah atau manfaatnya. Dan supaya obrolan itu tak hilang ditelan waktu, saya ingin menuliskan obrolan itu. Sehingga obrolan itu bisa bergema menembus waktu. Post Views: 79