Contact us now
+6289-774455-70

Pembunuhan Generasi Demi Generasi | Ceramah Bagus Ustadz Prof ROEM ROWI

Dalam sejarah umat manusia yang dikisahkan dalam literatur agama, ada 2 peristiwa menusia yang sampai tega membunuh anak-anaknya. Dan kalau diamati itu terjadi sesaat sebelum kelahiran rasul.

Pertama, pembunuhan anak laki yang baru lahir di zaman Firaun sesaat sebelum lahir Nabi Musa. Dan kedua, pembunuhan anak perempuan di Mekah sesaat sebelum lahirnya Nabi Muhammad.

Karena itu Allah melarang manusia membunuh anak-anaknya khususnya karena alasan dalam kondisi miskin atau sudah kaya tapi takut miskin.

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar.” QS 17:31

Kalau ditarik zaman sekarang larangan itu tak relevan. Karena tidak ada yang mau membunuh anak-anaknya. Ya, kecuali para orang tua yang gila atau stress.

Namun tanpa disadari banyak orang tua membunuh anak-anaknya. Bukan fisiknya. Tapi lebih kejam lagi. Karena bisa berakibat pembunuhan generasi demi generasi. Pembunuhan ini tak hanya orang tua yang berdosa, sang anak juga berdosa. Bahkan sang cucu juga berdosa.

Sesuatu yang harus disadari secepatnya bagi umat Islam. Karena sekelas Menteri Agama kita saja sampai tega membunuh 3 putrinya. Pembunuhan itu karena takut miskin, seperti yang sudah diingatkan oleh Allah.

Apakah hal itu? Bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana cara kita menghindari perbuatan itu?

Mari kita masuk kelas Pasca Sarjananya Ustadz Prof Dr. ROEM ROWI MA, guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya lulusan Gontor yang juga kini dosen tetap Universitas Darussalam Gontor. Sebuah kajian apik yang kronologis, detil dan dalam dengan berdalil Al Qur’an. Kajian yang ‘daging semua’ dan diselingi humor serta sentilan sosial politik aktual di sini.

One Comment - Leave a Comment
  • Iyoes Sammutz -

    Ya Allah, kita disadarkan oleh ustadz. Terima kasih sudah mengingatkan.Semoga kita tak melakukan pembunuhan pada generasi demi generasi kita.

  • Leave a Reply