Contact us now
+6289-774455-70

Tidak Berarti Yang Miskin Tidak Bersedekah – Malah Sebaliknya

Setiap hari saya ke kantor melewati sebuah perempatan jalan kampung. Meski jalan kampung, tapi cukup padat. Karena merupakan jalan tembus ke jalan raya.

Juga adanya mobil-mobil angkutan umum yang dibelokkan polisi ke jalan kampung ini dari jalan raya. Mungkin supaya bisa mengurangi kepadatan jalan raya.

Di perempatan itu karena ramai dari segala penjuru, sering ‘stuck’. Terkunci. Macet. Memang kadang ada polisi. Tapi sering tidak ada. Untung sekitar 3-4 bulan ini ada sukarelawan (polisi cepek/pak ogah) yang mau mengaturnya.

Setiap berhasil melewati perempatan itu, maka pengguna jalan khususnya mobil akan memberikan sedikit terima kasih (uang receh) ke ‘pak ogah’ itu. Tapi sering saya melihat fenomena menarik. Mobil-mobil pribadi yang mewah malah jarang memberi. Tapi setiap mobil angkutan umum, bahkan sepeda motor, malah memberi.

Seperti pagi tadi. Saya persis di belakang bemo, dan di depannya Honda All New CRV putih yang baru. Keren mobilnya.

Saat CRV telah melewati perempatan itu, ‘pak ogah’nya siap menerima, eh jendelanya tidak terbuka. Dan bablas CRV-nya. Sedangkan bemo dari jauh tangan sopirnya sudah menjulur keluar. Saya lihat dia menggenggam 2 uang receh. Entah 100-an, 200-an, 500-an.

Ini bukan sekali dua kali. Tapi sering terjadi. Setiap mobil angkutan umum, nyaris – katakanlah 98%lah, memberi. Sedangkan mobil pribadi yang mewah, sering cuek saja.

Saya tidak tahu alasan ini. Ya, mungkin saja sopir mobil pribadi yang mewah itu tak memiliki uang receh (kan nggak harus uang receh?). Atau ogah menurunkan kaca jendelanya, takut dinginnya AC keluar. Atau harusnya yang mengatur pak polisi yang tidak perlu diberi uang (tapi kenyataannya tidak ada kan?)

Atau… entahlah. Bagaimana menurut Anda?

One Comment - Leave a Comment
  • iyoessammutz -

    Ya, kadang ada anomali seperti ini. Memang kita bersedekah, baik sempit rezeki apalagi lapang. Tentu sesuai kemampuan.

  • Leave a Reply