Contact us now
+6289-774455-70

Pernik Ramadhan 2013 (6): Saya Tidak Mau Anak Saya Seperti Saya

Zidan kecil bersama Ibu dan Bapak saya. Suatu saat ketika Bapak dan Ibu menengok saya di rumah saya yang jauh. (ref: dok. pribadi)

Zidan kecil bersama Ibu dan Bapak saya. Suatu saat ketika Bapak dan Ibu menengok saya di rumah saya yang jauh. (ref: dok. pribadi)

“Karena kalau bekerja akan lebih banyak bersama laki-laki lain dibanding suami,” jawabnya. “Coba hitung. Bekerja 8 jam, perjalanan sekitar 3 jam. Jangan lupa tidurnya sekitar 6 jam. Bila di rumah masih mengurus rumah tangga sekitar 3 jam, maka bersama suami paling sekitar 4 jam. Kalah dengan teman laki di kantor.”

Oleh: Mochamad Yusuf*

Tadi malam saat bersahur, tak sengaja mendengar percakapan sinetron “Para Pencari Tuhan”. Sinetron ini ternyata sudah mencapai jilid 7. Padahal munculnya setiap tahun. Saya memang tidak menonton sinetron itu, tapi anak-anak dan bundanya menonton sambil bersahur.

Waktu itu Laila diberi ucapan selamat oleh teman-temannya karena bisnisnya sukses. Tapi Laila menjawab, bahwa kalau dia nanti menikah dia akan berhenti bekerja.

“Lho kenapa?” tanya teman-temannya.

“Karena kalau bekerja akan lebih banyak bersama laki-laki lain dibanding suami,” jawabnya. “Coba hitung. Bekerja 8 jam, perjalanan sekitar 3 jam. Jangan lupa tidurnya sekitar 6 jam. Bila di rumah masih mengurus rumah tangga sekitar 3 jam, maka bersama suami paling sekitar 4 jam. Kalah dengan teman laki di kantor.”

Deg!

Ucapan Laila ini seperti mengingatkan saya sekali lagi. Lagi dan lagi. Seperti menanyakan berapa lama waktu yang engkau berikan untuk anakmu. Saya ingat-ingat lagi berapa sebenarnya saya bersama Zidan dan Zelda. ternyata total selama sehari semalam hanya 4 jam. 2 jam sebelum berangkat dan 2 jam setelah berangkat.

Anggap saja, kita bangun pukul 04.30. Mereka sudah berangkat ke sekolah pukul 06.30. Jadi hanya 2 jam. Itu pun waktu dengan kualitas tidak baik, karena sama-sama sibuk mempersiapkan diri ke sekolah/kantor. Lalu saya pulang kantor pukul 19.00. Mereka sudah tidur pukul 21.00. Lagi-lagi hanya 2 jam.

Pagi ini saya membaca sebuah artikel yang membuat saya teringat percakapan Laila dan teman-temannya itu. Yakni sebuah lirik lagu yang berjudul “Cat’s In the Cradle” karya Harry Chapin. Saya tidak tahu bagaimana lagunya. Mungkin setelah ini saya harus mencarinya di Youtube.com.

Berikut terjemahan bebasnya:

Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. 
Aku harus siap untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah. 
Sampai 'tak ingat kapan pertama kali ia belajar melangkah. 
Pun kapan ia belajar bicara dan mulai lucu bertingkah. 
Namun aku tahu betul ia pernah berkata, 
"Aku akan menjadi seperti Ayah kelak" 
"Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak" 

Ref:
"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, 
tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, 
dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Ketika saat anakku ulang tahun yang kesepuluh; 
Ia berkata, "Terima kasih atas hadiah bolanya Ayah, 
wah ... kita bisa main bola bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola" 

"Tentu saja 'Nak, tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan sekarang" 
Ia hanya berkata, "Oh ...." Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata, "Aku akan seperti ayahku". "Ya, betul aku akan sepertinya"

Ref:
"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, 
tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, 
dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Suatu saat anakku pulang ke rumah dari kuliah; 
Begitu gagahnya ia, dan aku memanggilnya, "Nak, aku bangga sekali denganmu, duduklah sebentar dengan Ayah" 
Dia menengok sebentar sambil tersenyum, "Ayah, yang aku perlu sekarang adalah meminjam mobil, mana kuncinya?" "Sampai bertemu nanti Ayah, aku ada janji dengan kawan"

Ref:
"Nak, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Yah, 
tetapi kita akan punya waktu bersama nanti 
dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Aku sudah lama pensiun, dan anakku sudah lama pergi dari rumah; 
Suatu saat aku meneleponnya. "Aku ingin bertemu denganmu, Nak" Ia bilang, "Tentu saja aku senang bertemu Ayah, tetapi sekarang aku tidak ada waktu. Ayah tahu, pekerjaanku begitu menyita waktu, dan anak-anak sekarang sedang flu. Tetapi senang bisa berbicara dengan Ayah, betul aku senang mendengar suara Ayah" 

Ketika ia menutup teleponnya, aku sekarang menyadari; Dia tumbuh besar persis seperti aku; Ya betul, ternyata anakku persis seperti aku.

Ref:
"Nak, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Yah, 
tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, 
dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Membaca lirik ini, saya jadi merenung. Diam-diam saya berdoa kepada Tuhan, semoga saya mempunyai kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan saya sebagai Ayah. Saya ingin jadi ayah terbaik bagi anak-anak saya. Dan semoga kamu jangan seperti Ayah. [SUMA, 17/7/2013 siang]

<em>Pernik Ramadhan adalah tulisan yang saya usahakan rutin saya tulis setiap hari selama bulan Ramadhan 1434H/2013M. Semoga tulisan ini membawa manfaat bagi kita semua. Amin. </em>

*Mochamad Yusuf adalah online analyst, konsultan tentang online communication, pembicara publik tentang II, host radio, pengajar sekaligus praktisi IT. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://www.yusuf.web.id

~~~
Lirik aslinya seperti ini:

Cats in the Cradle
by Harry Chapin

My child arrived just the other day
He came to the world in the usual way
But there were planes to catch, and bills to pay
He learned to walk while I was away
And he was talking before I knew it and as he grew
He said, “I’m gonna be like you, Dad,
You know I’m gonna be like you”

And the cats in the cradle and the silver spoon
Little boy blue and the man on the moon
When you comin home, dad, I don’t know when,
But we’ll get together then, Son,
You know we’ll have a good time then.

My son turned ten just the other day
He said “Thanks for the ball, Dad, come on lets play
can you teach me to throw?” I said, “Not today,
I got a lot to do” He said “Thats okay”
And then he walked away but his smile never dimmed
And said “I’m gonna be like him, yeah
You know I’m going to be like him”

And the cats in the cradle and the silver spoon
Little boy blue and the man on the moon
When you comin home, dad, I dont know when,
But we’ll get together then, Son,
You know we’ll have a good time then.

Well he came from college just the other day
So much like a man I just had to say,
“Son, I’m proud of you, can you sit for a while?”
He shook his head, and he said with a smile

“What I’d really like, Dad, is to borrow the car keys
See you later, can I have them please?”

And the cats in the cradle and the silver spoon
Little boy blue and the man on the moon
When you comin home, Son, I dont know when,
But we’ll get together then, Dad,
You know we’ll have a good time then.

I’ve long since retired, my son’s moved away
I called him up just the other day……..
I said “I’d like to see you if you don’t mind”
He said “I’d love to Dad, if I could find the time.
You see my new jobs a hassle, and the kids have the flu.
But It’s sure nice talking to you, Dad,
It’s been sure nice talking to you……..”
And as I hung up the phone it occurred to me
He’d grown up just like me,
My boy was just like me…………..

And the cats in the cradle and the silver spoon
Little boy blue and the man on the moon
When you comin home, Son, I dont know when,
But we’ll get together then, Dad
We’re gonna have a good time then.

2 Comments - Leave a Comment
  • abu azzam -

    alhamdulillah…. saya lebih beruntung…. saya bisa 7-8 jam bersama azzam dan akbar… meski rejekiku tidak sebanyak jenengan…. tapi… man jada wa jada..

  • Leave a Reply to abu azzamCancel reply