Contact us now
+6289-774455-70

Rahasia Rezeki (101): Jujur Penjaga Rezeki Kita

Kalau sudah begini, kita tak mungkin mengeluh (complain) ke pedagang untuk meminta pertanggungjawaban. Kalaupun kita tetap ‘complain’, kadang hasilnya tetap mengecewakan.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Seorang teman memiliki kebiasaan unik dalam berbelanja khususnya kalau membeli dengan model tawar menawar. Ya, model ini kerap kita temui di pasar-pasar tradisional. Kalau pasar-pasar modern seperti AlfaMart atau IndoMart, konsepnya harga sudah dilabel. Kalau setuju dengan harga ini, tinggal dibayar. Kalau tak setuju, ya cari barang lain atau cari toko lain!

Sedang di pasar tradisional, kita akan menanyakan dulu harganya. Karena harganya tak dilabeli. Biasanya harganya dinaikkan dari harga pasar. Harga lebih tinggi ini digunakan jarak dengan harga sebenarnya. Atau harga yang disepakati. Karena biasanya pembeli melakukan penawaran yang lebih murah daripada harga yang diberikan pedagang. Setelah melakukan tawar menawar, akhirnya tercapai harga kesepakatan.

Bila tak setuju dengan harga terakhir yang diberikan, ya sama dengan pasar modern, bisa beli barang yang lain atau beli ke pedagang lain!

Biasanya saat tawar menawar ini, pedagang memberikan argumentasi yang mendukung harga yang ditawarkan. Misal: dikatakan barangnya bagus, atau semua manis tak ada yang kecut, atau kulakannya saja sudah mahal. Kita tak tahu apakah yang dikatakan ini benar atau tidak.

Kadang kita baru mengetahui kebenarannya saat kita sudah membelinya. Misal: waktu menawar dikatakan buah yang kita beli dikatakan semuanya manis, seperti bukti contoh yang bisa dimakan di tempat. Tapi ternyata setelah beli, ternyata sebagian manis atau bahkan semua kecut.

Kalau sudah begini, kita tak mungkin mengeluh (complain) ke pedagang untuk meminta pertanggungjawaban. Kalaupun kita tetap ‘complain’, kadang hasilnya tetap mengecewakan. Kalau begini, biasanya kita hanya mengingat pedagang itu dan berjanji takkan datang kembali padanya.

Tapi meski sudah berjanji seperti ini, tapi rasa mangkel di hati atau kejengkelan masih tersimpan di hati. Ada rasa gondok dan tak ikhlas, sambil kadang memaki-maki dan menyumpah-nyumpah pedagangnya.

Kalau sudah tak jujur seperti ini, rezeki akan menjauh dari pedagang itu. Jangan harap pembeli yang datang dikecewakan itu akan datang kembali.

Untuk menghilangkan perasaan tak ikhlas dan berharap argumentasi yang diberikan pedagang adalah benar, seorang teman memiliki kebiasaan untuk bersalaman saat melakukan transaksi. Dan saat bersalaman, dia berkata bahwa semoga transaksi ini diberkahi Allah. Namun kalau ada pihak yang mengkhianati, biarkan Tuhan memberikan balasan. Ya, sikap ini sebenarnya mengikuti teladan yang dilakukan Nabi Muhammad.

Karena itu teman ini, bila menyukai barang yang mau dibeli tapi ragu dengan argumentasi yang diberikan pedagang, teman saya ini menawarkan untuk bersumpah sambil bersalaman. Kalau dia bersedia bersumpah, dia akan ikhlas apapun nanti jadinya. Kalau misal ternyata barangnya tetap mengecewakan, dia akan berkata Tuhan akan memberikan kerugian yang lebih besar daripada kerugian kita. Jadi kenapa harus merasa jengkel dan marah? Karena dia yang akan lebih rugi lebih banyak.

Saya katakan, mungkin pedagang tak peduli dengan sumpah yang dilakukan asal dia untung. Asal dia berhasil transaksi dengan kita. Zaman begini, orang sudah tak peduli dengan sumpah-sumpahan.

Dia menghela napas dan mengatakan ada sebuah cerita yang diceritakan oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadits Nabi. Karena itu ada di hadits, tentu kebenarannya cerita ini bisa dipercaya. Cerita ini terkait dengan pengujian malaikat terhadap 3 orang yang tak beruntung.

Alkisah ada 3 orang yang beruntung. Mereka semuanya selain orang miskin juga mendapat penyakit yang parah. Yang satu kulitnya mendapat penyakit yang menjujikkan, yang satu kepalanya ada penyakit sehingga botak dan terakhir adalah sakit di mata sehingga buta. [TSA, 07/05/2012 subuh]


[dipotong]

~~~
Artikel ini bagian dari buku yang saya rencanakan untuk terbit. Rencananya ada 99 artikel yang berkaitan dengan rahasia rezeki. Untuk seri 1 sampai 10, anda bisa membaca secara lengkap di http://enerlife.web.id/category/rejeki/. Setelah seri itu, tak ditampilkan secara lengkap. Namun hanya setiap kelipatan seri 5 yang ditampilkan secara lengkap. Jadi pantau terus serial ‘Rahasia Rezeki’ ini.

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .

2 Comments - Leave a Comment
  • Pingback: ..| Home of Mochamad Yusuf |..

  • Leave a Reply