Contact us now
+6289-774455-70

Rahasia Rejeki (83): Rejeki Rumah Kontrakan

Ayah sempat menyesal harus berpisah dengan rumah itu, karena terpaksa harus dijual. Dan selalu kalau ada penderitaan datang di rumah baru kita, Ayah selalu membandingkan dengan rumah kita yang lama.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Suatu ketika saya mendapat email dari seorang teman. Teman ini dulunya satu kantor dengan saya, dan sekarang dia berwiraswasta. Setelah bertukar balas lewat beberapa kali email, akhirnya saya tanya di email terakhir tentang rumahnya. Saya tanyakan bagaimana kabar rumah barunya?

“Kosong, mas,” katanya.

“Lho, apa tidak didiami? Tidak dikontrakkan?” tanya saya.

“Tidak. Di sini anak-anak lebih kerasan. Juga dekat dengan Ibu. Dan yang penting, rumah ini ngrejekeni,” jawabnya.

Hehehe, saya tersenyum. Ngrejekeni ini istilah Jawa. Artinya banyak mendatangkan rejeki.

“Kalau begitu, kenapa tidak sekalian dibeli saja?”

“Tidak boleh, mas. Katanya rumah ini buat anak-anaknya kelak. Tapi sudah saya kontrak sampai 10 tahun ke depan.”

Bagi saya, tidak ditempati rumah barunya adalah hal aneh. Karena sekarang dia tinggal di rumah kontrakan. Tipe rumahnya juga kecil. Tinggal di lingkungan perumahan kelas menengah bawah.

Sedangkan rumah barunya itu, rumah tipe menengah dengan luas tanah 200 m2. Dan berada di lingkungan perumahan mewah. Dan yang penting, rumah itu milik sendiri. Tapi kenapa dia malah milih tinggal di rumah kontrakan, yang setiap tahun harus mengeluarkan duit?

Tentu saja harus ada alasan kuat. Dan saya tertarik dengan alasan membawa banyak rejeki. Tapi benarkah rumah dapat mendatangkan banyak rejeki?

Saya punya banyak cerita terkait dengan rumah rejeki ini. Cerita ini termasuk rumah saya dulu, yang selalu dibanggakan oleh ayah saya karena membawa banyak rejeki. Tak hanya membawa rejeki, kata ayah saya, tapi juga membawa banyak prestasi dan kebahagiaan.

Ayah sempat menyesal harus berpisah dengan rumah itu, karena harus terpaksa dijual. Dan selalu kalau ada penderitaan dan cobaan datang di rumah baru kita, Ayah selalu membandingkan dengan rumah kita yang lama. Katanya, di rumah lama itu tak ada seperti ini.

Cerita lain hampir serupa dengan cerita teman saya. Tapi yang ini temannya istri.

Setelah menikah, dia mengkontrak rumah. Sama dengan teman saya, dia kontrak rumah tipe kecil di perumahan menengah. Setelah beberapa tahun dia merasa rumah ini membawa banyak rejeki. Akhirnya dia berusaha membeli rumah kontrakannya itu. Akhirnya dia berhasil memiliki rumah itu. Bahkan kelak setelah dia bisa membeli rumah baru dengan tipe lebih besar di perumahan mewah lain, dia tetap bertahan di rumah bekas kontrakannya itu.

Apakah benar sebuah rumah membawa banyak rejeki atau tidak? [TSA, 30/03/2012 subuh]


[dipotong]

~~~
<em>Artikel ini bagian dari buku yang saya rencanakan untuk terbit. Rencananya ada 99 artikel yang berkaitan dengan rahasia rejeki. Untuk seri 1 sampai 10, anda bisa membaca secara lengkap di <a href="http://www.enerlife.web.id/category/rejeki/"> http://enerlife.web.id/category/rejeki/</a>. Setelah seri itu, tak ditampilkan secara lengkap. Namun hanya setiap kelipatan seri 5 yang ditampilkan secara lengkap. Jadi pantau terus <a href="http://www.enerlife.web.id/category/rejeki/">serial 'Rahasia Rejeki' ini.</a></em>

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, “Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA”. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .

Leave a Reply