Contact us now
+6289-774455-70

Tinggalkan Keserakahan Tinggalkan Beban Hidup

Dalam hidup kita seringkali seperti monyet. Karena ketamakan, kita tak mau melepas beban yang menghimpit. Kita membawa permasalahan itu kemana-mana. Tak mau meletakkan dengan mencari solusi tepatnya.

Oleh: Mochamad Yusuf*

Suatu waktu Zelda, putri saya berumur 3 tahun, meminta saya membawakan permen. Dia kerepotan dengan permen yang sudah dibawa di tangan kanan kirinya. Masing-masing tiap tangan sudah ada sekitar 2-3 permen. Dan dia ingin mengambil lagi permen lain yang di meja.

Dia minta saya yang membawanya. Mengetahui hal ini saya berkata padanya, “Zel, kenapa permen yang di tanganmu tak kamu masukkan saja di saku? Terus yang di meja, kamu bawa dengan tanganmu? Kalau perlu semua kamu masukkan ke saku,” kata saya memberi solusi.

“Nggak mau, aku ingin punya permen banyak,” jawabnya. “Lho, bukankah meski di saku itu masih permenmu? Dengan memasukkan ke saku, kamu tak akan kewalahan lagi. Tanganmu bisa ambil yang lain, itu ada kue coklat, “jelas saya.

Perlahan dia mulai mulai mengerti, dan memasukkan permen di tangannya ke saku. Sekarang dia bisa membawa semua permen di meja. Dia senang sekali.

Melihat ini saya bertanya-tanya kenapa Zelda tak mau meletakkan permennya? Kan lebih enak dan lebih mudah, meletakkan semua di saku. Karena tak akan lagi jadi beban dengan menggenggamnya.

Saya jadi teringat tulisan tentang para pemburu monyet di Afrika. Mereka harus menangkap monyet tanpa terluka sedikitpun. Monyet-monyet ini nantinya dijadikan binatang percobaan atau binatang sirkus di negara-negara maju.

Mereka menemukan sebuah cara yang mudah tapi efektif untuk tujuan itu. Mereka menanam toples di dalam tanah. Yang tersisa hanya mulut toples. Di dalam toples berisi kacang-kacang kesukaan mereka. Untuk lebih menarik ditambahkan bau-bau yang merangsang mereka. Setelah itu mereka tinggal.

Besoknya mereka akan melihat para monyet terperangkap, dengan tangan mereka terjulur di toples. Tangan mereka tertahan oleh mulut toples. Dan dia tak bisa menarik toples, karena toplesnya sudah tertanam sangat kuat.

Lho, kenapa tangan mereka bisa masuk, tapi tak bisa keluar?

Karena mereka tak mau melepas kacang-kacang ditangannya. Karena tangannya tak mau melepas, maka genggaman ini menjadi penghalang untuk terlepas dari toples. Dengan cara ini, para pemburu bisa memperoleh monyet dengan sempurna, tanpa luka.

~~~
Dalam hidup, kita seringkali seperti Zelda atau monyet. Karena ketamakan, kita tak mau melepas beban yang menghimpit kita. Kita membawa permasalahan itu kemana-mana. Tak mau meletakkan dengan memecahkan permasalahan atau mencari solusi tepatnya.

Toples itu juga seperti perasaan terluka atau dendam. Perasaan itu akan menghantui dan menjadi beban karena akan menyita pikiran dan tenaga kita. Daripada itu kenapa tak meletakkannya dengan memaafkan atau justru meminta maaf padanya? Atau kenapa tak berbagi permasalahan itu atau meminta bantuan yang lain? Kenapa harus berusaha memecahkan sendiri?

Janganlah menumpuk permasalahan. Karena hidup selalu penuh dengan berbagai permasalahan. Setiap hari, setiap saat permasalahan pasti datang. Menumpuk masalah, hanya akan memperberat hidup. Menutup harapan tentang kebahagiaan hidup.

Marilah tatap hari esok dengan cerah. Tetap optimis dan positif menyongsong segala permasalahan yang akan datang. [TSA, 19/4/2010 subuh]

~~~
EnerLife, ‘Energize Your Life’, adalah tulisan motivasi bermaksud mencerahkan pikiran dan hati. Serta memberi motivasi kesuksesan hidup. Anda bisa membaca artikel EnerLife lainnya di: http://EnerLife.web.id.

~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI di SAM Design. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya atau di Facebooknya.

4 Comments - Leave a Comment
  • Annisa -

    hmmmmm…..jadi inget diri sendiri, bener juga yaa….iya..memenag begitulah caranya…terimakasih sudah mengingatkan…

  • Pingback: ..| Home of Mochamad Yusuf |..

  • Mochamad Yusuf -

    Ya, memang kalau melihat monyet di atas, mungkin kita akan tertawa dengan kekonyolan mereka. Tapi sebenarnya kita juga sama konyolnya. Karena ketamakan, kita tak melepas banyak beban. Atau malah menambah beban hidup (yg sebenarnya sudah pasti ada).

    Seperti kasus Gayus. Seorang hakim ingin umrah, tp melakukan dgn cara salah: disuap. Kalau memang tak mampu, ya tak perlu harus melakukan segala cara kan? Tak usah tamah!

  • Pingback: ..| Home of Mochamad Yusuf |..

  • Leave a Reply